
1. Ketidakadilan Palestina Menjadi Simbol Global
Banyak negara dan masyarakat internasional memandang Israel sebagai penindas dalam konflik Palestina. Ketika Iran menyerang Israel, sebagian publik global menganggap itu sebagai “balasan simbolik” atas penderitaan rakyat Gaza dan Tepi Barat.
2. Dominasi Israel Dianggap Arogan
Kebijakan luar negeri Israel yang agresif, terutama dalam perluasan permukiman ilegal dan blokade terhadap Gaza, menimbulkan citra sebagai kekuatan arogan. Serangan balik Iran dipandang sebagai “pengimbang kekuasaan” oleh beberapa pihak.
3. Iran Dianggap “Penantang Hegemoni”
Iran sering tampil sebagai simbol perlawanan terhadap dominasi Barat dan sekutunya. Di mata kelompok anti-hegemoni global, aksi Iran terhadap Israel dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap tatanan dunia yang timpang.
4. Banyak Negara Islam Dukung Diam-diam
Meski tidak terang-terangan, beberapa negara mayoritas Muslim merasa simpati terhadap Iran karena ketegangan historis dengan Israel. Serangan Iran dianggap memperjuangkan “kehormatan umat Islam”, meski secara resmi mereka netral.
5. Kritik Terhadap Dukungan AS ke Israel
AS dianggap bias karena terus-menerus mendukung Israel dalam forum internasional dan memberikan bantuan militer besar. Ketika Iran menyerang, publik di berbagai negara melihatnya sebagai perlawanan terhadap dominasi AS juga.
6. Rekam Jejak Serangan Israel yang Kontroversial
Banyak serangan udara Israel ke Lebanon, Suriah, dan Gaza menewaskan warga sipil. Maka saat Israel menjadi target, muncul anggapan “itulah akibatnya”, terutama di media sosial global.
7. Media Sosial Meningkatkan Narasi Anti-Israel
Platform seperti X (Twitter), TikTok, dan Instagram banyak menampilkan video penderitaan warga Palestina. Ini memperkuat opini publik yang memihak serangan balik terhadap Israel.
8. Israel Dipandang Sebagai Pemicu Awal Perang
Dalam konflik terbaru, Israel dilaporkan lebih dulu menyerang situs nuklir Iran. Banyak media dan analis menganggap Israel sebagai pemicu eskalasi, membuat serangan Iran tampak sebagai “tindakan balasan yang sah”.
9. Iran Mendapat Simpati Saat Diserang Balik
Setelah Israel membalas dengan serangan besar ke fasilitas nuklir Iran, ratusan warga sipil dilaporkan tewas. Dunia mulai melihat Iran bukan hanya sebagai penyerang, tapi juga korban.
10. Fatigue terhadap Narasi Dominan Pro-Israel
Selama bertahun-tahun, banyak publik dunia lelah dengan narasi media arus utama yang pro-Israel. Serangan Iran dianggap menyentil keseimbangan narasi dan membuka ruang baru untuk kritik global terhadap Tel Aviv.
🧭 Kesimpulan:
Meski serangan bersenjata tidak pernah benar-benar bisa dirayakan, respon global terhadap konflik Israel-Iran memperlihatkan polarisasi yang dalam. Banyak pihak yang, secara diam-diam atau terbuka, menganggap serangan Iran sebagai bentuk perlawanan terhadap ketimpangan geopolitik dan ketidakadilan historis. Namun, simpati ini tetap dibayangi oleh kekhawatiran akan eskalasi lebih besar yang bisa merugikan semua pihak.