
PUSATNEWS Tel Aviv, 18 Juni 2025 — Ketegangan di Timur Tengah kian memanas setelah Iran kembali meluncurkan serangan rudal ke wilayah Israel pada Selasa malam waktu setempat. Serangan tersebut menyasar kawasan utara Israel, dengan beberapa rudal dilaporkan jatuh di sekitar kota Haifa, yang merupakan salah satu pusat industri dan pelabuhan penting Israel.
Pemerintah Israel langsung mengaktifkan sistem pertahanan udara Iron Dome dan mengeluarkan peringatan darurat bagi warga sipil di Haifa dan sekitarnya. Sirene serangan udara berbunyi nyaring di seluruh penjuru kota, sementara otoritas lokal memerintahkan penduduk untuk segera masuk ke tempat perlindungan bawah tanah.
“Kami mendengar suara dentuman keras, jendela rumah bergetar,” ujar salah satu warga Haifa kepada media lokal. “Kami semua bergegas ke ruang perlindungan bersama anak-anak.”
Militer Israel (IDF) mengonfirmasi bahwa sejumlah rudal berhasil dicegat oleh sistem pertahanan, namun ada beberapa ledakan yang terjadi di area terbuka dan menyebabkan kerusakan ringan. Belum ada laporan korban jiwa, namun layanan darurat tetap siaga penuh di lokasi-lokasi rawan.
Pihak Iran, melalui media resminya, menyatakan bahwa serangan tersebut adalah balasan atas “agresi Israel di wilayah Suriah dan Gaza” yang menurut Teheran telah menewaskan sejumlah tokoh militer dan warga sipil. Iran menegaskan bahwa serangan akan terus berlanjut selama Israel “melanggar kedaulatan negara-negara Muslim”.
“Setiap agresi akan dibalas. Kami tidak akan tinggal diam terhadap kejahatan militer Israel,” ujar pernyataan Kementerian Pertahanan Iran.
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, merespons cepat insiden tersebut dengan menyatakan bahwa Israel “siap bertindak tegas dan menyeluruh” terhadap ancaman apa pun. Dalam pernyataan resminya, ia meminta seluruh warga untuk tetap tenang namun waspada.
“Kami tidak akan membiarkan Iran atau siapa pun mengancam keselamatan rakyat Israel. Balasan kami akan datang dengan kekuatan penuh,” tegas Netanyahu.
Komunitas internasional, termasuk PBB dan Uni Eropa, kembali menyerukan gencatan senjata dan dialog damai. Namun, dengan terus berlangsungnya aksi saling serang, kekhawatiran terhadap pecahnya perang besar di kawasan semakin tinggi.