
Astana – Tragedi berdarah dalam sejarah Kazakhstan tercatat hari ini sembilan tahun yang lalu. Pihak berwenang menyebutkan kelompok militan yang diduga Islamis telah menewaskan enam orang dalam serangan terhadap dua toko senjata dan markas militer di barat laut negara itu.
Laporan BBC yang dikutip Kamis (5/6/2025) menyebut empat dari para penyerang tewas dalam baku tembak dengan polisi, tetapi beberapa lainnya berhasil melarikan diri di Kota Aktobe.
Warga setempat diminta tetap berada di dalam rumah karena operasi pencarian masih berlangsung.
Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Kazakhstan Almas Sadubayev menyatakan para penyerang adalah “pengikut aliran keagamaan radikal dan non-tradisional” – istilah yang biasa digunakan pemerintah Kazakhstan untuk menyebut militan Islamis.
Serangan bernuansa Islamis jarang terjadi di Kazakhstan. Namun, Aktobe – yang berdekatan dengan perbatasan Rusia – pernah menjadi lokasi serangan bom bunuh diri pertama di Kazakhstan pada 2011.
Kronologi Serangan

Para penyerang yang beraksi pada hari Minggu pertama itu menargetkan toko-toko senjata, menewaskan seorang penjual, satpam, dan pengunjung.
Mereka kemudian dilaporkan menyita sebuah bus untuk menerobos gerbang markas militer dan membunuh tiga prajurit. Setidaknya sembilan tentara lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Video di media sosial menunjukkan sejumlah pria bersenjata berjalan di jalanan Aktobe dan tampak bersiap menembak.
Pihak berwenang menutup seluruh jaringan transportasi umum, pusat perbelanjaan, dan tempat hiburan di kota tersebut sebagai langkah pengamanan.
Sebagai informasi, Kazakhstan, negara mayoritas Muslim dengan pemerintahan sekuler, umumnya stabil tetapi telah meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman ekstremisme dalam beberapa tahun terakhir.
Adapun serangan ini terjadi di tengah ketegangan regional yang meningkat pasca-konflik di Afghanistan dan aktivitas kelompok militan di Asia Tengah.
Pemerintah Kazakhstan saat itu menyebut belum mengidentifikasi kelompok tertentu di balik serangan tersebut, tetapi para analis mewaspadai potensi keterkaitan dengan jaringan militan transnasional.
Operasi pengejaran pelaku terus dilakukan, pasukan keamanan dalam status siaga tinggi di seluruh wilayah Aktobe.