
Jakarta – Para astronom berhasil mempelajari alam semesta miliaran tahun lalu. Penelitian ini dilakukan dengan bantuan teleskop luar angkasa James Webb (JWST) yang menyoroti gugus galaksi raksasa di langit selatan, Abell S1063.
Melansir laman European Space Agency (ESA) pada Senin (02/06/2025), Abell S1063 terletak di konstelasi Grus, sekitar 4,5 miliar tahun cahaya dari bumi. Gugus galaksi ini merupakan salah satu objek paling besar dan berat di alam semesta yang pernah diamati.
Total massanya diperkirakan mencapai ratusan triliun kali massa matahari. Hal ini menjadikannya struktur kosmik yang sangat kuat secara gravitasi.
Abell S1063 diketahui berisi 51 galaksi yang telah terkonfirmasi, dan diduga memiliki lebih dari 400 galaksi lain yang tersebar di sekelilingnya. Namun, daya tarik utamanya tidak hanya terletak pada ukurannya yang luar biasa, tetapi juga pada kemampuannya melengkungkan cahaya dari galaksi yang lebih jauh di belakangnya, dalam fenomena yang disebut pelensaan gravitasi (gravitational lensing).
Karena massanya yang sangat besar, gravitasi Abell S1063 mampu membelokkan dan memperbesar cahaya dari galaksi-galaksi yang sangat jauh, yang berada di belakang gugus ini dari perspektif bumi. Dalam citra yang ditangkap JWST, hal ini tampak sebagai lengkungan-lengkungan cahaya yang terdistorsi di sekeliling gugus, seolah ada “coretan cahaya” yang menyala samar.
Fenomena pelensaan gravitasi ini bekerja seperti kaca pembesar raksasa di luar angkasa, memungkinkan para ilmuwan mengintip galaksi paling awal yang terbentuk hanya beberapa ratus juta tahun setelah Big Bang. Hal ini memberi peluang unik untuk mempelajari kondisi awal alam semesta.
Dengan menggunakan kamera Near-Infrared Camera (NIRCam) miliknya, JWST mengamati Abell S1063 selama total 120 jam waktu pengamatan. Teleskop milik NASA ini membidik dalam sembilan panjang gelombang berbeda pada spektrum inframerah-dekat.
Hasilnya adalah gambar mendalam yang disebut “deep field”, yakni hasil eksposur panjang terhadap satu titik langit yang mampu menangkap cahaya dari objek paling redup dan paling jauh yang pernah tertangkap oleh teleskop manapun. Gambar ini merupakan pandangan terdalam JWST terhadap satu target sejauh ini.
Data ini diharapkan bisa mengungkap galaksi pertama yang terbentuk setelah alam semesta lahir dari dentuman besar (Big Bang), sekitar 13,8 miliar tahun lalu.
Melihat Masa Lalu lewat Cahaya
Salah satu konsep penting dalam astronomi adalah bahwa melihat objek jauh di alam semesta berarti melihat ke masa lalu. Hal ini karena cahaya membutuhkan waktu untuk menempuh jarak kosmik sebelum sampai ke mata atau alat observasi kita.
Cahaya bergerak dengan kecepatan sekitar 299.792 kilometer per detik. Namun, karena jarak antargalaksi sangat luas, bahkan cahaya dari bintang atau galaksi bisa membutuhkan jutaan hingga miliaran tahun untuk mencapai kita.
Maka ketika para astronom melihat galaksi jauh seperti yang tampak di balik Abell S1063, mereka sebenarnya sedang melihat jejak cahaya dari masa lalu, cahaya yang dipancarkan sejak miliaran tahun lalu. Dengan kemampuan luar biasa James Webb dan fenomena pelensaan gravitasi dari gugus seperti Abell S1063, manusia kini selangkah lebih dekat untuk memahami asal usul galaksi, bintang, dan bahkan cikal bakal kehidupan di alam semesta.