
PUSATNEWS – Miliarder Amerika Serikat (AS) Elon Musk mengatakan, negaranya akan ‘menghapus seluruh lembaga’ dari pemerintah federal. Ini menjadi langkah selanjutnya di bawah Presiden Donald Trump yang secara radikal memangkas pengeluaran dan merestrukturisasi prioritasnya.
Dalam panggilan video ke World Governments Summit di Dubai, Uni Emirat Arab, Musk menggambarkan prioritas pemerintahan Trump yang diselingi dengan berbagai referensi ke perang termonuklir dan kemungkinan bahaya kecerdasan buatan.
“Kita benar-benar memiliki pemerintahan birokrasi yang bertentangan dengan pemerintahan rakyat—demokrasi,” kata Musk.
Menurutnya, mereka perlu menghapus seluruh lembaga. “Jika kita tidak mencabut akar rumput liar, maka rumput liar akan mudah tumbuh kembali,” seru Muskm dikutip dari Washington Post, Kamis (13/2/2025).
1. Elon Musk pegang kendali pemerintahan Trump

Dalam forum itu, Musk hadir sebagai pimpinan Departemen Efisiensi Pemerintah yang mengonsolidasikan sebagian besar pemerintahan dengan restu Trump. Musk sudah menyingkirkan pejabat karier, mendapatkan akses ke basis data sensitif, dan mengundang pertikaian konstitusional atas batas kewenangan presiden.
Jabatan baru Musk membuat komentarnya lebih berbobot daripada sekadar menjadi orang terkaya di dunia melalui investasinya di SpaceX dan produsen mobil listrik Tesla.
Pernyataannya juga menawarkan pandangan yang lebih mengisolasi kekuatan Amerika di Timur Tengah, tempat AS telah berperang di Afghanistan dan Irak sejak serangan teror 11 September 2001.
“Banyak perhatian tertuju pada USAID misalnya,” kata Musk, merujuk pada pembubaran Badan Pembangunan Internasional AS oleh Trump.
2. Trump kurang tertarik mencampuri urusan negara lain

Peniadaan USAID dinilai Musk karena Trump kurang tertarik mencampuri urusan negara lain. “Ada saat-saat Amerika Serikat agak agresif dalam urusan internasional, yang mungkin beresonansi dengan beberapa anggota audiens,” kata Musk.
Menurut dia, selama ini Amerika mendorong perubahan rezim di semua tempat. Namun saat ini, AS akan lebih fokus pada urusannya sendiri.
3. Musk ungkap rencana proyek Dubai Loop

Dalam kesempatan itu, Musk juga menanggapi desakan pemerintahan Trump untuk menghilangkan inisiatif keberagaman, kesetaraan, dan inklusi (DEI). Ia memperingatkan, kecerdasan buatan (AI) dirancang untuk memprioritaskan DEI, dan AI dapat memutuskan bahwa ada terlalu banyak orang yang berkuasa dan mengeksekusinya.
Ia mengumumkan bahwa chatbot AI dari platform X miliknya, Grok 3, akan diluncurkan dalam dua minggu, dengan menyebut teknologi tersebut “agak menakutkan.”
Musk lebih lanjut mengkritik kepemimpinan Sam Altman atas OpenAI yang berbasis di AS, dengan membandingkannya dengan organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk menyelamatkan hutan hujan Amazon yang menjadi perusahaan kayu yang menebang pohon.
Musk juga mengungkap rencana untuk proyek transit ‘Dubai Loop’ dengan Boring Company yang berbasis di AS. Musk menggambarkannya sebagai lubang cacing untuk transportasi cepat di seluruh kota.