
Hilirisasi sumber daya alam (SDA) merupakan strategi penting bagi Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah produk, menciptakan peluang usaha, mendatangkan investasi, menyerap tenaga kerja, dan meningkatkan pendapatan nasional.
Dengan mengolah bahan mentah menjadi produk bernilai tinggi, hilirisasi diharapkan dapat mempercepat transformasi ekonomi dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Tantangan dalam Hilirisasi SDA:
Meskipun memiliki potensi besar, hilirisasi SDA di Indonesia menghadapi berbagai tantangan, antara lain:
- Masalah Tata Kelola: Terdapat tarik menarik dan konflik kepentingan antara pemerintah dan swasta, yang menghambat implementasi kebijakan hilirisasi.
- Kebijakan yang Tidak Konsisten: Perubahan kebijakan yang sering, seperti pergeseran kewenangan penerbitan izin tambang dari bupati ke gubernur, kemudian ke pusat, menambah kompleksitas dalam proses hilirisasi.
- Proyek yang Mandek: Data Kementerian ESDM per April 2022 menunjukkan bahwa 12 dari 57 proyek hilirisasi mengalami kendala dan terhenti.
Upaya dan Proyek Hilirisasi yang Berjalan:
Untuk mengatasi tantangan tersebut, pemerintah dan sektor swasta telah melakukan berbagai upaya, termasuk pembangunan smelter dan fasilitas pengolahan lainnya. Misalnya, PT Freeport Indonesia membangun smelter di Kawasan Industri JIIPE, Gresik, yang diharapkan beroperasi pada tahun 2024. Pembangunan ini tidak hanya meningkatkan nilai tambah produk tambang tetapi juga menciptakan lapangan kerja dan mendukung pemerataan pembangunan industri di luar Pulau Jawa.
Selain itu, proyek restorasi ekosistem seperti Riau Ecosystem Restoration (RER) berfokus pada konservasi hutan gambut dan rehabilitasi lahan kritis, yang mendukung hilirisasi berkelanjutan dan ramah lingkungan.
Peran Pemerintah dan Masyarakat:
Pemerintah terus mendorong hilirisasi sebagai upaya meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia di kancah global. Namun, keberhasilan hilirisasi tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah tetapi juga pada partisipasi aktif masyarakat dan sektor swasta. Pentingnya kolaborasi antara semua pihak untuk menciptakan ekosistem hilirisasi yang efektif dan berkelanjutan.