
PUSAT4D – Sosok Shella Saukia dikenal berkat perjalanan kariernya yang inspiratif. Dulu pernah tinggal di rumah bantuan bencana Tsunami Aceh, dia bangkit dari ekonominya yang awalnya menengah bawah jadi menengah atas melalui bisnis fashion dan kecantikan. Kini Shella yang sukses berkat lini bisnis hijab, busana muslim dan skincarenya, menggelar fashion show tunggal di hotel mewah di Jakarta.
‘Merayakan’ pencapaiannya dalam berkarier selama 10 tahun, Shella Saukia menggelar fashion show tunggal yang menampilkan 70 koleksi Ramadan dan Lebaran 2024, yang bertajuk The FirSSt Gala of Shella Saukia. Shella Saukia merasa terharu bisa mewujudkan impiannya.
“Inti kegiatannya adalah ingin menunjukkan Shella Saukia yang sebenarnya itu ada di sini. Jadi, selama ini aku tidak pernah buat fashion show dan tidak pernah ikutan. Aku tadinya juga tidak percaya diri untuk menunjukkan koleksi-koleksi aku,” ungkap Shella Saukia saat konferensi pers The FirSSt Gala of Shella Saukia, di The Ritz Calton, Pacific Place, Jakarta Pusat, Kamis (29/2/2024).
Wanita kelahiran 4 Agustus 1990 ini merasa sekarang lah waktu yang tepat untuk menampilkan koleksinya dalam gelaran show. Namun dia sempat tidak percaya diri untuk menggelar fashion show tunggal.
“Tidak percaya dirinya itu aku masih turun jualan, mempromosikan barang-barangnya sudah layak nggak ya turun di fashion show, ditonton banyak orang, aku merasa begitu. Tapi ini sudah 10 tahun, karena pelanggannya sudah banyak. Waktunya aku memanjakan mata pecinta fashion hijab untuk mengadakan acara besar-besaran ini,” tuturnya panjang lebar.
Dalam fashion show tunggal ini, Sheila Saukia menghadirkan 55 model dan 15 selebriti yang memeragakan koleksi Lebaran 2024. Seperti Aurel Hermansyah, Citra Kirana, Dara Arafah, Inara Rusli, Kartika Putri, Lesti Kejora, Melodi Laksani, Nabila Taqiyya, Nikita Mirzani, Okky Setiana Dewi, Ria Ricis, Rizki Billar, Titi Kamal, Venny, dan Aghnia Punjabi.
Dalam fashion show tunggalnya ini, Shella menggandeng Caren Delano sebagai director. Menurut Caren, Shella merupakan seorang fashion preneur dan pebisnis fashion bukan desainer.
“Yang menjadi luar biasa, Shella Saukia memberikan harganya di bawah mana pun. Kualitas bahan bagus, motif printnya juga tidak kalah dengan brand lain dan warnanya mengikuti tren fashion. Dressnya harganya dijual murah. Makanya banyak yang setia dengan Shella membeli produknya. Perputaran fashionnya itu cepat sekali,” jelas Caren.
Shella Saukia mempunyai prinsip ketika mengambil profit tidak terlalu tinggi. Wanita yang berasal dari Banda Aceh ini mengungkapkan alasan menjual murah busana karyanya.
“Alasannya karena ini sudah ramai banget. Aku suka memberikan harga yang berbagi saja sesuai mood. Sering juga boncos, demi membuat pelanggan senang, aku juga merangkul orang daerah bisa mampu membeli baju yang bagus dan murah,” ucap Shella.
Shella Saukia mempersiapkan 30 koleksi untuk Lebaran 2024. Seluruh koleksi tersebut ditampilkan dalam enam sequence fashion show. Koleksi blossom menggunakan bahan ringan yangflowy dalam warna-warna lembut seperti abu-abu dan biru muda. Selanjutnya ada black and white collection yang memancarkan keanggunan dengan gaun-gaun grande. Terdapat detail pita-pita besar, payet, serta jubah busana. Keseluruhan gaun hadir dalam warna putih dan hitam.
Dalam fashion show tunggalnya, Shella Saukia menyuguhkan lini kedua brandnya untuk generasi muda, Level Up Collection dengan busana bergaya ringan. Label Level Up ini menghadirkan sepuluh set busana. Mulai dari blouse ekstra longgar, celana kargo, rompi, hingga terusan lurus bergaris potong yang simpel.
Shella juga membuat misi untuk membantu Palestina, dengan menampilkan Palestine Collection yang terdiri dari sepuluh gaun anggun. Koleksi untuk Palestina ini hadir dalam bahan putih dengan sentuhan motif bunga-bunga yang berpadu dengan motif geometris dalam warna hijau, merah, hitam khas Palestina. 20% Hasil penjualan busana koleksi ini akan langsung didonasikan untuk warga Palestina korban perang.
Tak lupa dengan tanah kelahirannya, Shella Saukia juga menyuguhkan koleksi khusus khas Aceh, berupa gaun-gaun hitam dalam corak tenun Tanah Gayo.
“Ini menjadi gongnya, karena dua motif di Aceh, aku berasalnya dari Aceh tapi adatnya Gayo. Jadi spesial banget modelnya bisa dibuat Lebaran simpel tapi elegan,” pungkasnya.