

PUSATBERITA , Beberapa hari belakangan ini, Indonesia digemparkan dengan kasus seorang anak yang meninggal dengan banyak cacing di dalam tubuhnya. Kasus ini berhasil membuka kesadaran masyarakat akan pentingnya mewaspadai penyakit cacingan. Meski menginfeksi segala usia, penyakit ini lebih sering terjadi pada anak-anak. Gak heran, orangtua diimbau untuk memberikan obat cacing kepada anaknya sejak usia 2 tahun.
Di sisi lain, pemberian obat cacing kepada anak-anak tidak boleh sembarangan. Sebab, mereka masih sangat rentan, sehingga pemilihan obat, dosis, hingga waktu pemberiannya harus benar. Lantas, apa obat cacing yang aman untuk anak 2 tahun? Simak penjelasannya di bawah ini!
1. Tanda dan gejala cacingan pada anak
Mengetahui tanda dan gejala cacing pada anak sangat penting agar dapat ditangani dengan cepat. Cacingan terjadi ketika anak menelan telur cacing dari makanan atau minuman yang terkontaminasi. Tanda dan gejala cacing mungkin sedikit berbeda tergantung jenis cacingnya. Namun, ada gejala umum yang biasanya terjadi. Berikut tanda dan gejala cacingan pada anak:
- Gatal di bagian anus yang disebabkan oleh telur cacing sehingga terjadi iritasi
- Anak tidak bisa tidur nyenyak atau gangguan tidur
- Gatal pada vagina dan keluar cairan
- Sakit perut
- Diare, mual, atau muntah
- Gas dan kembung
- Kelelahan
- Penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan
- Nyeri perut atau nyeri tekan
2. Obat cacing untuk anak 2 tahun
Obat cacing tidak hanya untuk mengobati, tapi juga cara untuk mencegah risiko infeksi tersebut. WHO merekomendasikan agar anak-anak yang berusia 1–12 tahun mengonsumsi obat cacing dalam dosis tunggal sekali setahun. Namun untuk anak usia 1 tahun, penanganan cacingan harus disertai petunjuk dari dokter.
Obat cacing pada umumnya mengandung zat bernama albendazole atau mebendazole. Beberapa contoh merek obat cacing yang biasa digunakan adalah Combantrin, Konvermex, hingga Cerini. Untuk anak-anak di daerah dengan prevalensi infeksi cacing tanah 20 hingga kurang sari 50 persen, obat cacing bisa diminum sekali dalam setahun. Namun, jika prevalensinya mencapai 50 persen atau lebih, maka pemberian obat 2 kali dalam setahun atau setiap 6 bulan.
Perlu diingat bahwa penggunaan obat cacing sebaiknya mengikuti arahan atau resep dokter. Untuk mendapatkan penanganan dan jenis obat yang paling sesuai, sebaiknya lakukan konsultasi langsung agar tidak salah langkah.
3. Cara mencegah cacingan pada anak
Ketika anak cacingan dan tidak mendapat penanganan yang cepat dan tepat, maka cacing akan menyerap nutrisi pada tubuh anak. Akibatnya, anak bisa mengalami kurang gizi, stunting, anemia, sehingga tubuh tidak berkembang.