
PUSAT KESEHATAN : Dalam terobosan besar di dunia onkologi, perusahaan bioteknologi terkemuka BioNTech dan Moderna secara resmi mengumumkan dimulainya uji klinis Fase III untuk vaksin mRNA yang dirancang khusus melawan kanker. Vaksin ini, yang dikembangkan dengan teknologi serupa dengan vaksin COVID-19, menargetkan mutasi spesifik pada sel kanker pasien, membuka era baru pengobatan kanker yang lebih personal dan efektif.
Bagaimana Cara Kerja Vaksin mRNA Kanker?
Vaksin mRNA kanker bekerja dengan prinsip yang mirip dengan vaksin COVID-19, tetapi dengan tujuan berbeda:
- Sequensing Genom Tumor: Sel kanker pasien diambil sampelnya melalui biopsi, lalu DNA tumor dianalisis untuk mengidentifikasi mutasi unik.
- Desain Vaksin Personalisasi: mRNA sintetis dirancang untuk “mengajarkan” sistem kekebalan tubuh mengenali protein spesifik (antigen) pada sel kanker.
- Suntikan dan Aktivasi Imun: Setelah disuntikkan, mRNA memicu sel tubuh memproduksi antigen kanker, melatih sel T untuk memburu dan menghancurkan sel kanker yang memiliki antigen tersebut.
Teknologi ini menjanjikan pengobatan yang minim efek samping dibanding kemoterapi atau radiasi, karena hanya menargetkan sel kanker, bukan sel sehat.
Detail Uji Klinis Fase III
Uji klinis Fase III melibatkan 5.000 pasien dari 20 negara dengan jenis kanker berikut:
- Melanoma (kanker kulit)
- Kanker Paru Non-Sel Kecil
- Kanker Payudara Triple-Negatif
Pasien akan dibagi menjadi dua kelompok:
- Kelompok Perlakuan: Menerima vaksin mRNA + terapi imun standar (seperti inhibitor PD-1).
- Kelompok Kontrol: Hanya menerima terapi imun standar.
Tujuan utama uji coba ini adalah mengukur:
- Tingkat Kelangsungan Hidup (survival rate) dalam 5 tahun.
- Pengurangan Risiko Kambuh setelah operasi.
- Efek Samping Jangka Panjang.
Hasil awal dari uji Fase II (2024) menunjukkan vaksin mRNA mengurangi risiko kekambuhan kanker hingga 44% pada pasien melanoma stadium awal.
menuju persetujuan penuh masih panjang, tetapi terobosan ini membawa cahaya baru dalam perang melawan kanker.