Moskow, 12 Juli 2025

PUSATNEWS, Serangan udara Rusia terhadap wilayah Ukraina kian intensif dan meluas sepanjang pekan pertama Juli 2025, menandai eskalasi terbaru dalam konflik bersenjata yang telah berlangsung lebih dari tiga tahun. Kementerian Pertahanan Ukraina melaporkan bahwa lebih dari 80 rudal dan drone diluncurkan ke berbagai kota besar dan infrastruktur energi penting sejak awal bulan, termasuk ke wilayah Dnipropetrovsk, Kharkiv, Zaporizhzhia, dan Odessa.
Menurut data militer Ukraina, serangan terbaru pada Jumat dini hari (11/7) menghantam pembangkit listrik tenaga panas di wilayah Kremenchuk, serta menyebabkan gangguan pasokan energi di lima provinsi. Serangan juga menewaskan sedikitnya 12 warga sipil, termasuk tiga anak-anak, dan melukai puluhan lainnya.
Rusia Klaim Serangan Terarah pada Target Militer
Dalam pernyataan resmi yang dirilis Kementerian Pertahanan Rusia, Moskow mengklaim bahwa serangan yang dilakukan adalah operasi strategis untuk menghancurkan fasilitas industri militer Ukraina, termasuk pusat perakitan drone, depot amunisi, dan jaringan logistik NATO.
“Semua sasaran yang ditentukan telah dihancurkan dengan presisi tinggi menggunakan rudal jelajah dan sistem drone tempur,” ujar Juru Bicara Kemhan Rusia, Letjen Igor Konashenkov, Jumat (11/7).
Namun, klaim tersebut dibantah oleh pihak Ukraina dan lembaga pengamat independen yang menyebut bahwa sebagian besar proyektil justru menghantam area permukiman sipil dan fasilitas kesehatan.
Ukraina Serukan Bantuan Udara Tambahan dari Barat
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy kembali menyerukan kepada negara-negara Barat untuk meningkatkan dukungan pertahanan udara, terutama sistem Patriot dan IRIS-T, guna menangkis serangan jarak jauh Rusia yang semakin masif.
“Kami tidak hanya melindungi langit Ukraina, tetapi juga kestabilan Eropa. Jika serangan semacam ini dibiarkan berlanjut tanpa balasan, maka agresi akan menyebar,” tegas Zelenskyy dalam pidato malamnya, Kamis (10/7).
Ukraina juga meminta percepatan pengiriman jet tempur F-16 yang dijanjikan oleh mitra NATO sejak awal tahun, meski belum seluruhnya tiba di medan tempur hingga pertengahan Juli.
Reaksi Dunia Internasional
PBB dan Uni Eropa menyatakan keprihatinan mendalam atas eskalasi kekerasan terbaru dan dampaknya terhadap warga sipil. Komisioner Tinggi PBB untuk HAM menyebut bahwa jumlah korban sipil kembali meningkat sejak Juni, dengan lebih dari 240 orang tewas hanya dalam satu bulan terakhir.
Sementara itu, Juru Bicara Gedung Putih menegaskan bahwa Amerika Serikat tetap berkomitmen mendukung Ukraina, termasuk dengan tambahan bantuan militer senilai USD 1,2 miliar yang diumumkan awal pekan ini
Eskalasi serangan udara Rusia ke Ukraina hingga pertengahan Juli 2025 menandai babak baru dalam konflik yang belum menunjukkan tanda-tanda penyelesaian diplomatik. Di tengah ketegangan global yang meningkat, para analis memperingatkan bahwa perang ini berisiko meluas jika tidak segera diredam melalui tekanan internasional dan langkah negosiasi konkret.