

PUSATBERITA , Hampir semua dari kita pasti pernah dilarang mandi hujan, terutama oleh orangtua. Alasannya sederhana, nanti bisa sakit. Kepercayaan tersebut sudah mendarah daging bahkan hingga sekarang.
Hujan dan penyakit memang memiliki keterkaitan. Akan tetapi, mengatakan kalau air hujanlah yang menyebabkan tubuh sakit adalah keliru. Sebab, yang mampu membuat kita sakit adalah virus dan bakteri yang kebetulan lebih mudah berkembang sewaktu hujan.
Nah, supaya gak salah asumsi lagi, yuk, simak ulasan selengkapnya berikut ini! Baca sampai habis, ya!
1. Bukan air hujan yang menyebabkan sakit
Sehabis hujan-hujanan, sering kali badan jadi langsung gak enak. Suhu tubuh naik dan hidung pun tiba-tiba berair. Gak heran kalau kita sering mengaitkan hujan sebagai penyebab penyakit. Namun, perlu kita ketahui, bukan airnya yang memicu hal tersebut.
Demam, pilek, flu, ataupun batuk yang kerap kali kita alami setelah kehujanan sebenarnya disebabkan oleh virus. Berdasarkan Healthline, dari sekian banyak virus yang ada, rhinovirus adalah yang paling umum menyebabkan demam.
Terdiri atas lebih dari 100 jenis, rhinovirus berkembang baik di lingkungan yang lebih dingin (33–35 derajat Celsius), seperti hidung manusia. Setelah terhirup, virus ini akan langsung menempel pada sel-sel dalam saluran hidung, menggandakan dirinya, dan menyebarkan partikel virus ke saluran pernapasan bagian atas, dilansir Medical News Today.
Selain rhinovirus, ada juga virus influenza yang sangat dikenal sebagai penyebab flu. Healthline menyebutkan, virus ini stabil dalam suhu dingin dan kering, tapi tidak menutup kemungkinan mereka juga hidup dan berkembang pada lingkungan lembap dan hangat.
2. Virus berkembang dan menyebar lebih cepat ketika cuaca dingin
Meskipun air hujan bukanlah pemicu utama penyakit, kondisi lingkungan yang dingin akibat hujan punya pengaruh terhadap keberadaan virus. Merujuk laman Healthline dan Medical News Today, virus, seperti rhinovirus ataupun virus influenza, lebih mudah menyebar dan berkembang ketika suhu udara dingin.
Sebuah penelitian yang dilakukan pada tikus belanda (guinea pig) menunjukkan bahwa temperatur yang ideal bagi virus influenza untuk menyebar adalah 5 derajat Celsius. Penelitian lain menemukan, penurunan suhu dan kelembapan udara dalam kurun waktu 3 hari mampu meningkatkan risiko seseorang terinfeksi rhinovirus.
Selain itu, penelitian oleh Institusi Kesehatan Nasional Amerika Serikat (NIH) mengungkapkan bahwa suhu lingkungan yang mendekati titik beku (0 derajat Celsius) ternyata membuat lapisan luar virus flu semakin keras. Akibatnya, mereka menjadi lebih kuat, lebih aktif, dan lebih mudah menular.
Lebih jauh lagi, sebuah penelitian oleh Institut Teknologi Massachusetts (MIT) yang terbit di Nature Communications pada tahun 2017 mengungkapkan bahwa titik-titik air hujan, terutama yang intensitasnya ringan, mampu mengangkat bakteri dari tanah ke udara.
Hal itu bisa terjadi karena sewaktu rintik hujan menyentuh tanah, gelembung udara terperangkap di bawahnya. Gelembung-gelembung tersebut nantinya akan naik dan meletus sembari menyemburkan air-air kecil yang mengandung bakteri dari tanah ke udara. Alhasil, orang yang mandi hujan lebih banyak terekspos dengan bakteri maupun virus sehingga membuat mereka rentan sakit.
3. Hujan dan cuaca dingin menurunkan imun tubuh
Di samping menyediakan kondisi lingkungan yang ideal bagi virus untuk mereplikasi diri, suhu dingin akibat hujan juga mampu menurunkan sistem kekebalan tubuh. Namun, mengapa imunitas tubuh jadi menurun? Medical News Today memaparkan sejumlah alasannya, antara lain:
- Tubuh kekurangan vitamin D. Saat hujan, tentu kita akan lebih sering berada di dalam rumah. Alhasil, kadar vitamin D—yang berguna dalam menjaga sistem imun—menjadi menurun lantaran kita lebih sedikit terpapar sinar matahari.
- Menghabiskan waktu lebih banyak dalam ruangan meningkatkan potensi terjangkit flu. Pasalnya, penyebaran virus lebih mudah terjadi ketika kita berdekatan dengan orang lain. Namun, peneliti dari Virginia Tech mengungkapkan bahwa virus tidak akan aktif jika ruangan tersebut memiliki ventilasi udara yang baik dan kelembapan yang tinggi.
- Imunitas menjadi kurang responsif karena suhu dingin. Studi yang terbit di Proceedings of the National Academy of Sciences tahun 2015 melakukan uji coba sel saluran pernapasan tikus pada lingkungan bertemperatur rendah. Hasilnya, respons sistem kekebalan tubuh tikus terhadap rhinovirus menjadi lebih rendah akibat penurunan suhu.
- Terjadinya penyempitan pembuluh darah. Saat cuaca dingin, tubuh merespons dengan menyempitkan pembuluh darah guna meminimalkan panas yang terbuang. Hanya saja, mekanisme ini menyebabkan sel darah putih terhalang untuk mencapai selaput lendir pada hidung sehingga tubuh kesulitan melawan virus dan bakteri yang masuk.
4. Jangan takut mandi hujan!
Dilansir Healthline, studi yang dilakukan George Washington University tahun 2012 menunjukkan bahwa kebanyakan anak-anak percaya bahwa cuaca dingin memang dapat membuat tubuh sakit. Padahal, mandi hujan punya kebaikan bagi mereka, lho!
Berdasarkan laporan Pentagon Play, bermain di hujan meningkatkan kemampuan fisik anak. Kondisi lingkungan yang licin dan basah memaksa mereka untuk menjaga keseimbangan tubuh. Alhasil, koordinasi dan kemampuan motorik mereka pun semakin terasah.
Tidak hanya itu, membiarkan anak hujan-hujanan membuat tubuh mereka jadi lebih kuat dan sehat. Ini karena mereka jadi lebih aktif bergerak, meningkatkan kreativitas, dan menjadi lebih kenal dengan alam dan hujan.
Lebih jauh lagi, studi yang dilakukan sekumpulan ilmuwan dari Jepang mengungkapkan bahwa hujan mempercepat metabolisme tubuh. Jadi, saat cuaca dingin, permintaan akan energi lebih tinggi.
Dalam hal ini, berdasarkan hasil studi tersebut, apabila kamu beraktivitas fisik ketika hujan, akan lebih banyak kalori dan lemak yang terbakar. Hmm, apakah kamu jadi tertarik olahraga sambil hujan-hujanan?
5. Tips menjaga kesehatan selama musim hujan
Hujan memang gak bikin sakit, tapi bukan berarti kita langsung remeh, ya. Kesehatan badan tetap harus dijaga dalam musim apa pun. Nah, supaya tubuh tetap sehat dan bugar ketika musim hujan menghadang, kamu bisa mengikuti beberapa tips berikut ini:
- Memenuhi kebutuhan air putih per hari (minimal 8 gelas)
- Mengonsumsi makanan atau suplemen yang kaya vitamin D
- Cukup tidur (7–9 jam per hari bagi orang dewasa)
- Rutin mencuci tangan dengan sabun, misalnya sebelum makan ataupun sehabis dari toilet
- Menutup hidung dan mulut ketika bersin maupun batuk dengan tisu—jika tidak ada, tutup dengan siku
- Mengenakan pakaian tebal agar tubuh tetap hangat
- Membawa payung agar tidak kehujanan
- Menjaga jarak dengan orang yang sakit
Nah, pernyataan kalau hujan bikin sakit itu sebenarnya mitos, ya. Virus dan bakterilah yang membuat kita demam ataupun flu. Hanya saja, cuaca dingin karena hujan membuat virus menjadi lebih kuat dan lebih mudah berkembang serta menurunkan imunitas tubuh. Oleh sebab itu, pastikan untuk banyak minum dan bila perlu, konsumsi suplemen supaya tubuh tetap sehat, ya!