Ponorogo, 5 Juli 2025

PUSATNEWS, Sebuah video berdurasi 2 menit 19 detik menampilkan seorang bocah laki-laki yang dengan polos menunjukkan dan mempertanyakan keberadaan jalan beton di Desa Pager, Kecamatan Bungkal, Ponorogo—dengan anggaran Rp 190 juta dari Dana Desa 2024. Video tersebut viral di media sosial dan memicu beragam reaksi publik.
Kronologi dan Konten Video
Video itu memperlihatkan bocah tersebut menyoroti prasasti proyek rabat beton jalan di Dusun Glagah Malang, lengkap dengan keterangan volume 113,624 m³ dan anggaran Rp 190 juta . Ia juga menyebut proyek tahun 2021 sebesar Rp 49,5 juta untuk pemeliharaan jalan pertanian—yang masih dalam kondisi tanah urug
Respon Pemerintah Desa
Nurahman Sugianto, Tim Pelaksana Kegiatan Pemerintah Desa Pager, menjelaskan bahwa proyek 2024 sudah diverifikasi oleh Inspektorat Ponorogo pada 11 Juni dan dinyatakan sesuai prosedur. Panjang rabat beton mencapai 303 meter, lebar 2,5 meter, dan ketebalan 15 cm—sebagaimana tertera di prasasti
Proyek berbentuk huruf “L” sesuai topografi, dan sisanya belum dibangun karena keterbatasan anggaran. Bagian utama terlebih dahulu dibeton; sisanya direncanakan pada anggaran selanjutnya .
Reaksi Publik
Warganet memuji sikap kritis bocah tersebut, yang dianggap representatif generasi “Gen Alpha berani”—mengusung semangat kontrol sosial sejak dini . Namun, ada pula yang mempertanyakan: apakah harga Rp 1,6 juta per meter kubik wajar untuk proyek desa
Evaluasi & Rekomendasi
- Transparansi anggaran desa: Meski proyek sudah diverifikasi, video ini menjadi pengingat pentingnya publikasi detail perencanaan dan realisasi Dana Desa.
- Peran pengawasan warga: Kepekaan warga, termasuk anak-anak, menjadi alat kontrol alami terhadap pembangunan desa.
- Komunikasi publik yang efektif: Pemerintah desa disarankan memberi penjelasan publik melalui forum warga atau media desa untuk meredam kesalahpahaman.
Kesimpulan
Viralnya video review jalan desa oleh bocah Ponorogo membuka diskusi jauh lebih luas tentang pengelolaan Dana Desa, transparansi pembangunan, serta daya kritis generasi muda. Pemerintah desa telah memberikan klarifikasi, namun momentum ini perlu dijadikan dorongan untuk meningkatkan pemerintahan desa yang lebih terbuka dan akuntabel.