
PUSATNEWS Teheran/Jerusalem, 02 Juli 2025 – Kementerian Kesehatan Iran hari ini mengumumkan bahwa jumlah korban tewas akibat serangan militer Israel dalam 12 hari terakhir telah mencapai 935 orang. Angka ini termasuk warga sipil, anggota militer, dan relawan Garda Revolusi yang terlibat dalam operasi di wilayah perbatasan barat Iran.
Serangan udara dan rudal jarak jauh Israel dilaporkan menargetkan pangkalan militer, pabrik amunisi, dan infrastruktur komunikasi Iran. Sementara itu, pasukan Iran membalas dengan tembakan rudal balistik dan drone ke wilayah utara Israel, yang memicu pertempuran darat terbatas di perbatasan dengan Lebanon.
Kantor berita IRNA melaporkan puluhan serangan udara Israel menghantam kota-kota besar di barat Iran seperti Kermanshah dan Sanandaj, menghancurkan fasilitas logistik militer dan menyebabkan puluhan ribu warga sipil mengungsi ke wilayah yang lebih aman.
Presiden Iran dalam pidatonya di Teheran menuduh Israel melakukan kejahatan perang dengan menyerang “wilayah sipil yang padat” dan bersumpah akan melanjutkan “perlawanan penuh.” Ia juga meminta negara-negara Islam lain bersatu menekan Israel menghentikan serangan.
Di sisi lain, pemerintah Israel menyatakan semua target yang diserang “bernilai militer sah” dan menegaskan operasi dilakukan untuk menghentikan apa yang disebut sebagai “rencana agresi Iran ke wilayah Israel melalui sekutu-sekutunya di Lebanon dan Suriah.”
Juru bicara militer Israel mengatakan sistem pertahanan Iron Dome dan Arrow telah mencegat lebih dari 200 rudal balistik dan drone Iran sejauh ini. Namun beberapa kota di Israel utara mengalami kerusakan parah akibat tembakan yang lolos dari sistem pertahanan, menewaskan sedikitnya 78 orang menurut Kementerian Kesehatan Israel.
Upaya diplomasi internasional untuk meredakan eskalasi hingga kini belum berhasil. Dewan Keamanan PBB akan menggelar pertemuan darurat sore ini di New York untuk membahas resolusi mendesak gencatan senjata. Namun negara-negara anggota tetap terpecah dalam menentukan isi resolusi.
Sekjen PBB António Guterres mengeluarkan pernyataan keras meminta kedua belah pihak segera menghentikan serangan dan kembali ke jalur diplomasi. Ia memperingatkan bahwa konflik bisa “menjadi bencana regional yang lebih luas” jika tidak segera dikendalikan.
Sementara itu, ribuan warga Iran yang kehilangan rumah akibat serangan udara kini tinggal di kamp-kamp darurat dengan akses terbatas ke air bersih dan obat-obatan. Palang Merah Internasional menyebut situasi kemanusiaan di Iran barat “semakin kritis” dengan potensi wabah penyakit di lokasi pengungsian.
Perang yang telah berlangsung 12 hari ini disebut sebagai salah satu konfrontasi paling mematikan langsung antara Iran dan Israel dalam beberapa dekade terakhir. Belum ada tanda-tanda kedua belah pihak akan mengakhiri serangan dalam waktu dekat.