
Jakarta – Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo menyatakan upaya penegakan hukum terhadap peredaran narkotik dan obat-obatan terlarang (narkoba) telah menyelamatkan puluhan juta rakyat Indonesia.
Pernyataan ini disampaikan Kapolri dalam upacara peringatan Hari Bhayangkara ke-79 di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, Selasa (1/7/2025).
“Dalam upaya memberantas narkoba, Polri bersama Kemenko Polkam dan kementerian lembaga terkait tergabung dalam desk pemberantasan narkoba. Sebagai leading sektor, Polri melakukan penegakan hukum dalam satu tahun terakhir sebanyak 23.456 perkara,” kata Kapolri Listyo Sigit dalam keterangannya.
Lebih jauh Listyo mengatakan bahwa puluhan ribu perkara tersebut melibatkan 32.403 tersangka. “Barang bukti berbagai jenis narkoba senilai Rp6,97 Triliun,” ujar Listyo.
Kapolri klaim, capaian tersebut ekuivalen dengan penyelamatan 35,7 juta jiwa penduduk Indonesia dari bahaya narkoba.
Selain tindakan hukum, Polri juga aktif melakukan pemetaan wilayah-wilayah yang teridentifikasi sebagai lokasi rawan peredaran narkoba.
Dari hasil pemantauan, kata Kapolri, ditemukan sedikitnya 325 kampung narkoba yang tersebar di berbagai daerah.
“Kami mentransformasi 145 kampung narkoba tersebut menjadi kampung bebas dari narkoba dengan 1.543 korban penyalahguna narkoba,” ujar Listyo.
Kapolri Siapkan Program 205 Kampung Bebas Narkoba
Sebelumnya, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo mengulas program 205 kampung narkoba berubah menjadi bebas narkoba dalam Rapat Pimpinan (Rapim) Polri 2025. Langkah tersebut sebagai upaya memerangi peredaran narkotika di Tanah Air.
“Masalah narkoba kita juga memberikan penekanan penuh, sehingga saya harapkan rekan-rekan bisa bekerja maksimal,” tutur Listyo di The Tribrata Dharmawangsa, Jakarta Selatan, Jumat (31/1/2025).
Listyo menegaskan, pentingnya penjagaan ketat distribusi narkoba, khususnya di wilayah singgah hingga pintu masuk Indonesia. Termasuk juga pengawasan terhadap daerah yang terdata memiliki banyak pengguna narkoba.
“Ini tolong untuk diantisipasi. Kita punya program, ada 205 kampung narkoba yang saat ini ingin kita ubah dari kampung narkoba menjadi kampung bebas narkoba,” jelas dia.
Tentunya, kata Listyo, upaya pemberantasan peredaran dan penyalahgunaan narkoba memerlukan kerja keras semua pihak, mulai dari Bhabinkamtibmas, Babinsa, Direktorat Narkoba Polri, Badan Narkotika Nasional (BNN), hingga instansi terkait lainnya.
“Sehingga kita betul-betul bisa menutup peredaran narkoba ini. Karena ini menyangkut masalah kapital outflow, ini menyangkut masalah nasib generasi muda kita. Jadi mohon ini betul-betul bisa kita maksimalkan. Dan lakukan penyitaan, terapkan TPPU untuk bisa menyita hasil kejahatan itu dan kita kembalikan kepada negara,” Listyo menandaskan.
Bekasi Jadi Daerah Paling Subur Peredaran Narkoba
Bekasi dinilai menjadi titik peredaran narkoba paling banyak di wilayah hukum Polda Metro Jaya. Hal ini diungkap langsung oleh Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya, Kombes Ahmad David.
Dia menerangkan, tidak ada satu pun wilayah di Jakarta dan sekitarnya yang luput dari penyalahgunaan narkoba. Namun, Polda Metro Jaya paling banyak mengungkap kasus peredaran narkoba di wilayah Bekasi, selama kurun waktu dua bulan terakhir.
“Di wilayah Jakarta ini tidak ada yang tidak tersentuh oleh para pengguna maupun pengedar. Semua sudah terjangkau kegiatan ini. Namun dalam hal ini perlu kami sampaikan bahwa terbanyak pengungkapan ini di wilayah Bekasi,” kata Ahmad David saat konferensi pers, Kamis (26/6/2025).
Dia menjelaskan, Bekasi kini menjadi jalur utama para pengedar dari wilayah Sumatera yang ingin masuk ke Jakarta.
Narkoba dari luar negeri, khususnya dari Malaysia, banyak diselundupkan lewat perairan Sumatera melalui Medan, Riau, dan Aceh. Selanjutnya, barang haram tersebut dikirimkan melalui jalur darat ke Bekasi.
“Karena memang wilayah Bekasi ini kami fokus di situ untuk menyetop peredaran yang ada dari Sumatera,” ujar David.