
PUSATNEWS Jakarta, 1 Juli 2025 – Ketua Komisi XI DPR RI, Mukhamad Misbakhun (Partai Golkar), menegaskan bahwa ekonomi Indonesia hingga saat ini masih relatif aman dari dampak langsung perang antara Israel dan Iran. Hal ini disampaikannya dalam diskusi publik bertajuk “Dampak Perang Iran‑Israel Terhadap Perekonomian Indonesia” yang digelar oleh INDEF, secara daring, pada Minggu (29/6/2025)
Indikator Stabilitas Ekonomi
Misbakhun menekankan beberapa indikator positif yang menunjukkan stabilitas ekonomi nasional:
- IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) masih bertahan stabil
- Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS juga masih relatif stabil
- Harga minyak dunia berada di bawah asumsi Indonesian Crude Price (ICP) APBN 2025 sebesar USD 82 per barel, saat ini berkisar USD 75–79 sehingga beban subsidi masih terkendali
Posisi APBN Masih Aman
Hingga akhir Mei 2025, pendapatan negara tercatat sebesar Rp 995,3 triliun (33,1 % dari target APBN), terdiri dari Rp 806,2 triliun dari pajak dan Rp 188,7 triliun bukan pajak. Sementara, belanja negara mencapai Rp 1.016,3 triliun, sehingga defisit berada di angka Rp 21 triliun atau 0,09 % PDB—masih jauh dari batas defisit makro sebesar Rp 24 ribu triliun
Sikap Was-Was Tetap Diperlukan
Meskipun situasi masih kondusif, Misbakhun mengingatkan agar pemerintah tetap siap dengan skenario antisipatif jika harga minyak global meningkat tajam, melebihi USD 100–140 per barel. Hal ini karena potensi peningkatan beban subsidi BBM dan dorongan inflasi menjadi risiko nyata . Jika itu terjadi, pemerintah harus mempertimbangkan opsi seperti menaikkan harga BBM atau menyesuaikan subsidi, disertai skema kompensasi bagi masyarakat miskin
Pentingnya Data Akurat
Misbakhun juga menekankan pentingnya pengelola fiskal untuk menyampaikan data yang tepat dan komprehensif kepada Presiden Prabowo Subianto, agar tidak terjadi penggelontoran dana yang tidak terencana dan salah arah
📌 Ringkasan Kunci
Aspek | Kondisi Saat Ini |
---|---|
IHSG & Rupiah | Stabil, tak terdampak signifikan |
Harga Minyak | USD 75–79/barel < ICP (USD 82) |
Pendapatan Negara | Rp 995,3 triliun, defisit 0,09 % PDB |
Risiko | Jika > USD 100/barel → beban subsidi & inflasi naik |
Rekomendasi | Data akurat, rencana fiskal antisipatif pemerintah |
Simpulan
Misbakhun memberikan keyakinan optimistis, namun juga tetap menegaskan bahwa pemerintah harus siap sedia menghadapi potensi tekanan global. Proyeksi stabil saat ini masih bisa berubah jika perang di Timur Tengah terus memicu lonjakan harga minyak, sehingga mitigasi fiskal perlu disiapkan melalui data yang tepat dan skenario antisipatif berbasis fakta.