Makassar, 30 Juni 2025

PUSATNEWS, Sebuah insiden yang melibatkan pesawat komersial milik maskapai Batik Air menjadi viral di media sosial setelah penumpang melaporkan bahwa bagian sayap pesawat tampak longgar dan hampir terlepas saat pesawat berada di apron Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Makassar, Minggu malam (29/6).
Dalam video berdurasi 21 detik yang diunggah oleh akun penumpang bernama @diantri_w pada platform X (dulu Twitter), terlihat beberapa bagian flap pada sayap kanan pesawat bergetar tak wajar saat mesin baru saja dinyalakan. Terdengar pula suara penumpang yang panik dan meminta keluar dari pesawat. Video tersebut telah ditonton lebih dari 3 juta kali dalam 12 jam terakhir.
Klarifikasi Batik Air dan AP I
Pihak Batik Air, melalui juru bicara resminya Danang Mandala Prihantoro, membantah bahwa sayap hampir lepas, namun membenarkan adanya indikasi teknis abnormal pada salah satu elemen sayap pesawat tipe Airbus A320 dengan nomor penerbangan ID-6542 tujuan Jakarta.
“Kami memastikan bahwa struktur utama sayap dalam kondisi aman. Namun, karena indikasi teknis pada flap kontrol sayap, pilot memutuskan untuk menunda keberangkatan dan kembali ke apron demi keselamatan penumpang,” jelas Danang, Senin pagi (30/6).
Pihak otoritas Bandara Sultan Hasanuddin, yang dikelola oleh Angkasa Pura I, menyatakan bahwa insiden ditangani sesuai prosedur dan tidak menimbulkan korban jiwa atau kerusakan lanjutan. Seluruh penumpang diturunkan kembali ke terminal dan dialihkan ke penerbangan pengganti dalam waktu kurang dari dua jam.
Investigasi oleh Kemenhub dan KNKT
Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan bahwa pihaknya telah menerjunkan tim inspektur penerbangan dari Direktorat Jenderal Perhubungan Udara untuk melakukan pemeriksaan teknis menyeluruh terhadap pesawat tersebut. Selain itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) menyebut akan mengumpulkan data awal sebagai bagian dari evaluasi prosedur keselamatan.
“Kami tidak bisa menoleransi adanya potensi bahaya, apalagi jika menyangkut bagian struktural pesawat. Proses investigasi akan menyertakan data FDR, CVR, dan log pemeliharaan,” kata Kepala KNKT, Soerjanto Tjahjono.
Menurut data sementara, pesawat telah menjalani pemeriksaan rutin terakhir pada awal Juni 2025, dan tercatat beroperasi secara normal dalam 50 jam penerbangan terakhir.
Reaksi Penumpang dan Isu Keselamatan
Sejumlah penumpang mengaku mengalami trauma ringan akibat insiden tersebut. Beberapa di antaranya menyatakan kekhawatiran atas kualitas pemeliharaan armada pesawat oleh maskapai penerbangan nasional. Isu ini kemudian menjadi perbincangan hangat di media sosial, terutama mengingat beberapa insiden teknis serupa dalam tiga bulan terakhir pada maskapai berbeda.
Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) meminta agar Kemenhub memperketat inspeksi rutin dan audit teknis independen untuk semua maskapai, terutama yang beroperasi di rute padat antarpulau
Meskipun tidak menimbulkan korban atau kerusakan fatal, insiden dugaan kerusakan sayap pesawat Batik Air menambah daftar panjang kasus keselamatan penerbangan yang mendapat sorotan publik. Transparansi dan ketegasan dalam proses investigasi menjadi hal yang dituntut, demi menjaga kepercayaan masyarakat terhadap industri penerbangan nasional.
KNKT dijadwalkan akan merilis laporan awal dalam waktu 7 hari, sementara pesawat yang terlibat masih dalam tahap grounded hingga pemeriksaan selesai secara menyeluruh.