Papua Tengah, 30 Juni 2025

PUSATNEWS, Insiden baku tembak kembali terjadi di wilayah pegunungan Papua Tengah, tepatnya di Distrik Homeyo, Kabupaten Intan Jaya, pada Minggu (29/6). Satu anggota TNI dilaporkan gugur dalam insiden tersebut, sementara sejumlah personel lainnya mengalami luka ringan. Aksi ini diduga kuat melibatkan kelompok separatis bersenjata (KSB) yang telah lama beroperasi di wilayah tersebut.
Kepala Penerangan Kodam XVII/Cenderawasih, Kolonel Cpl Ignatius Fadjar, mengonfirmasi bahwa kontak senjata terjadi sekitar pukul 15.40 WIT saat pasukan TNI sedang melakukan patroli pengamanan rutin di sekitar permukiman warga.
“Pasukan kami dihadang oleh tembakan mendadak dari arah ketinggian. Mereka membalas tembakan dan melakukan pengejaran. Namun satu prajurit kami gugur dalam tugas,” ujar Fadjar dalam keterangan tertulis, Senin pagi.
Jenazah prajurit yang gugur telah dievakuasi ke Timika untuk proses pemulangan ke daerah asal. Hingga saat ini, aparat gabungan TNI-Polri masih melakukan penyisiran di lokasi kejadian.
Meningkatnya Intensitas Serangan di 2025
Sejak awal tahun 2025, intensitas serangan bersenjata di wilayah Papua meningkat, terutama di wilayah Pegunungan Tengah seperti Intan Jaya, Puncak, dan Nduga. Beberapa pos TNI dan infrastruktur sipil, termasuk sekolah dan fasilitas kesehatan, menjadi sasaran gangguan keamanan oleh kelompok yang menuntut pemisahan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kepala Badan Intelijen Negara Daerah (Kabinda) Papua, Brigjen TNI I Made Kartika, menyatakan bahwa kelompok separatis kini memanfaatkan medan geografis sulit dan jaringan lokal untuk melancarkan serangan taktis yang menyasar pasukan keamanan.
“Ini bukan hanya soal keamanan, tapi juga upaya sabotase terhadap program pembangunan dan pelayanan publik di Papua,” ujar Kartika.
Dampak terhadap Warga Sipil
Laporan dari Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) dan organisasi lokal menunjukkan bahwa warga sipil di beberapa distrik terdampak secara langsung akibat konflik bersenjata ini. Beberapa desa dilaporkan mengalami pengungsian terbatas karena ketakutan akan terjadi bentrokan susulan.
Yayasan Kemanusiaan Papua menyebut bahwa selama Juni saja, sedikitnya 97 warga sipil dari tiga kampung di Distrik Homeyo telah meninggalkan rumah mereka dan mencari perlindungan di daerah yang lebih aman
Upaya Pemerintah dan Aparat
Pemerintah pusat, melalui Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopolhukam), menegaskan bahwa pendekatan keamanan tetap diimbangi dengan langkah dialog dan pembangunan berkelanjutan. Menko Polhukam, Hadi Tjahjanto, menyatakan bahwa pemerintah tidak menutup pintu untuk penyelesaian damai, namun tidak akan mentoleransi aksi kekerasan bersenjata terhadap negara dan warga sipil.
Di sisi lain, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto menegaskan bahwa pihaknya akan meningkatkan kesiagaan di wilayah rawan, termasuk dengan penguatan logistik dan perlindungan pasukan di titik-titik terpencil
Insiden baku tembak di Papua Tengah menjadi pengingat bahwa situasi keamanan di sebagian wilayah Papua masih memerlukan perhatian serius dan pendekatan menyeluruh. Upaya menjaga stabilitas tidak hanya bergantung pada kekuatan militer, melainkan juga keterlibatan masyarakat lokal, pendekatan budaya, dan kehadiran negara yang menyeluruh dalam pembangunan.
Pemerintah diharapkan mampu menyeimbangkan antara tindakan tegas terhadap kelompok bersenjata dan perlindungan hak-hak sipil warga Papua sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia.