
PUSATNEWS Teheran, 30 Juni 2025 – Dukungan rakyat Iran terhadap pengembangan senjata nuklir dilaporkan meningkat tajam di tengah ketegangan kawasan yang memanas. Menurut jajak pendapat terbaru yang dirilis lembaga riset Universitas Teheran pada Sabtu malam, lebih dari 65% responden menyatakan mendukung Iran memiliki “bom nuklir” sebagai penangkal.
Kenaikan ini disebut signifikan dibanding survei dua tahun lalu yang hanya mencatat 45% dukungan. Para analis menilai lonjakan dukungan publik tak lepas dari situasi geopolitik yang memburuk dan sanksi ekonomi yang tak kunjung dicabut.
Berikut 4 alasan utama yang disebut publik Iran mendukung pengembangan senjata nuklir:
1️⃣ Ancaman Militer dari Israel dan AS
Banyak responden menilai Israel, satu-satunya negara di kawasan yang diyakini memiliki senjata nuklir, secara rutin mengancam Iran. Serangan drone, pembunuhan ilmuwan nuklir, dan bombardemen target Iran di Suriah dianggap bentuk agresi yang dilegalkan karena Israel memiliki “payung nuklir”.
“Jika mereka boleh punya nuklir untuk menakut-nakuti kita, kenapa kita tidak?” kata seorang mahasiswa teknik di Teheran yang dikutip kantor berita ISNA.
AS juga disebut sebagai ancaman konstan dengan kehadiran pangkalan militernya di sekitar Teluk.
2️⃣ Kegagalan Kesepakatan Nuklir (JCPOA)
Perjanjian nuklir 2015 (JCPOA) gagal dipulihkan meski negosiasi bertahun-tahun. Iran menuduh AS mengkhianati perjanjian saat keluar di era Trump, sementara sanksi ekonomi tetap menghancurkan ekonomi Iran.
Survei menunjukkan banyak warga muak menunggu hasil diplomasi.
“Barat tidak pernah jujur. Kita sudah menahan diri bertahun-tahun dan tidak dapat apa-apa,” kata seorang pedagang di Qom.
3️⃣ Kebanggaan Nasional dan Kemandirian
Bagi sebagian kalangan, memiliki senjata nuklir dipandang simbol kekuatan, kemajuan teknologi, dan kedaulatan sejati.
“Pakistan dan India bisa. Kenapa Iran tidak boleh? Kita negara besar,” ujar seorang pengajar sekolah menengah di Shiraz.
Pemerintah juga menekankan program nuklir sebagai bukti kemandirian Iran menghadapi tekanan asing.
4️⃣ Efek Penangkal (Deterrence)
Argumen yang paling umum adalah doktrin penangkal: memiliki bom nuklir akan mencegah serangan lawan. Responden menyebut contoh Korea Utara yang dianggap kebal dari intervensi militer AS setelah mengembangkan senjata nuklir.
“Tidak ada yang berani menyerang negara yang punya bom nuklir,” kata seorang pengusaha muda di Isfahan.
Pemerintah Iran Masih Membantah
Meski dukungan publik naik, pemerintah Iran tetap bersikeras di forum internasional bahwa program nuklirnya “hanya untuk tujuan damai”. Namun IAEA melaporkan level pengayaan uranium Iran mendekati tingkat senjata.
AS dan Eropa memperingatkan pengayaan tingkat tinggi bisa memicu balapan senjata di Timur Tengah, bahkan mendorong Israel mempertimbangkan aksi militer pre-emptive.
Kesimpulan
Dengan kondisi ekonomi yang sulit, tekanan diplomatik, dan konflik kawasan yang meluas, makin banyak rakyat Iran menganggap senjata nuklir bukan sekadar opsi strategis—tapi kebutuhan nasional untuk bertahan.
Analis khawatir tren opini publik ini akan membuat kompromi diplomatik makin sukar tercapai, memperbesar risiko konfrontasi langsung antara Iran dan musuh-musuhnya.