
PUSATNEWS Teheran, 30 Juni 2025 – Suasana politik Iran kembali memanas setelah seorang pemimpin redaksi (pemred) media garis keras di Teheran menyerukan eksekusi terhadap Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA), Rafael Grossi, dengan menuduhnya sebagai “agen Mossad”.
Dalam unggahan pedas yang viral di platform sosial Iran pada Sabtu malam, pemred surat kabar konservatif Kayhan, Hossein Shariatmadari, menulis bahwa “Grossi layak dieksekusi” karena dituduh membocorkan informasi rahasia program nuklir Iran kepada intelijen Israel.
“Dia [Grossi] bekerja untuk kepentingan Zionis. Memberikan akses penuh kepada Mossad untuk memetakan fasilitas strategis kita. Hukuman untuk pengkhianatan semacam ini jelas: eksekusi,” tulis Shariatmadari dalam editorialnya.
Ketegangan dengan IAEA Meningkat
Pernyataan keras ini muncul setelah ketegangan berbulan-bulan antara Teheran dan IAEA. Iran dituduh menghalangi inspeksi dan menolak menjelaskan jejak uranium yang ditemukan di beberapa lokasi tak terdaftar. Pekan lalu, Grossi mendesak Iran untuk segera membuka akses bagi inspektur IAEA, menuduh negara itu tidak kooperatif dan meningkatkan risiko proliferasi.
Iran menolak tuduhan itu dan menuduh lembaga tersebut bias, terutama sejak Israel melakukan beberapa serangan sabotase di fasilitas nuklir Iran yang menurut Teheran dimungkinkan lewat informasi yang dikumpulkan selama inspeksi IAEA.
Kecaman Internasional
Komentar Shariatmadari langsung menuai kecaman dari PBB dan beberapa negara Eropa. Juru bicara Sekjen PBB mengutuk ancaman kekerasan terhadap pejabat badan internasional.
“Ancaman terhadap Direktur Jenderal IAEA sama sekali tidak dapat diterima dan bertentangan dengan hukum internasional,” kata kantor Sekjen dalam pernyataan resmi.
Uni Eropa juga memperingatkan Iran agar menghentikan “intimidasi” terhadap badan pengawas nuklir.
Sikap Pemerintah Iran
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Iran berusaha meredam kegaduhan, menyebut editorial Kayhan hanya “pendapat pribadi” dan bukan posisi resmi pemerintah. Namun para pengamat mencatat bahwa Shariatmadari dikenal dekat dengan Pemimpin Tertinggi Ali Khamenei dan Kayhan sering dianggap sebagai corong pandangan kubu ultrakonservatif.
Apa Berikutnya?
Ketegangan ini menambah kerumitan negosiasi nuklir yang sudah macet. AS dan Eropa menuntut Iran kembali patuh pada komitmen pengayaan uranium di bawah JCPOA, sementara Iran bersikeras sanksi ekonomi harus dihapus lebih dulu.
Para analis memperingatkan bahwa retorika ekstrem bisa semakin memperburuk hubungan Iran dengan badan pengawas nuklir, menghambat solusi diplomatik, dan mendorong risiko konfrontasi lebih besar di kawasan.