

PUSATBERITA , Tidur malam yang cukup dan nyenyak bukan sekadar waktu istirahat, tetapi merupakan momen pemulihan bagi tubuh. Saat mata terpejam, tubuh bekerja memperbaiki dirinya, termasuk menjaga ritme jantung tetap stabil dan otak tetap tajam. Namun, tahukah kamu, bukan cuma durasi tidur yang penting, melainkan juga bagaimana kamu tidur, lebih tepatnya posisi saat tidur.
Bagi sebagian orang, posisi tidur mungkin hal sepele, asal nyaman sudah cukup. Akan tetapi, kenyataannya cara tubuh berbaring selama berjam-jam waktu tidur bisa berdampak besar. Tidak hanya pada kualitas tidur, tetapi juga pada kesehatan jantung, fungsi otak, hingga kesejahteraan secara keseluruhan.
Memahami posisi tidur yang paling ideal bukan hanya soal kenyamanan, tetapi juga bagian dari upaya menjaga kesehatan, terutama jika kamu memiliki kondisi tertentu. Lalu, posisi tidur seperti apa yang paling bersahabat untuk jantung? Mari bahas bersama.
1. Tidur miring ke kiri
Tidur miring ke kiri dapat menyebabkan perubahan yang nyata pada aktivitas jantung, seperti yang ditunjukkan dalam sebuah studi tahun 1997 dalam Journal of Electrocardiology.
Para peneliti mengamati perubahan pembacaan elektrokardiogram (EKG), yang menjadi lebih jelas ketika peserta berbaring miring ke kiri.
Studi lainnya tahun 2018 yang dimuat dalam jurnal BioMedical Engineering OnLine yang menggunakan vektorkardiografi mengonfirmasi hal ini, yang mengungkapkan bahwa jantung bergeser posisi ketika tidur miring ke kiri.
Sebaliknya, tidur miring ke kanan menghasilkan perubahan minimal pada aktivitas EKG, karena jantung tetap stabil, dipegang oleh mediastinum, jaringan di antara paru-paru. Perubahan ini disebabkan oleh reposisi jantung, bukan karena kerusakan fungsi jantung. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memahami apakah tidur miring ke kiri menimbulkan risiko bagi individu dengan kondisi jantung.
2. Tidur miring ke kanan
Ada perdebatan mengenai apakah tidur miring ke kiri atau ke kanan lebih baik untuk kesehatan jantung. Beberapa ahli berpendapat bahwa tidur miring ke kanan dapat menekan vena cava, vena utama, tetapi tidak ada bukti bahwa hal itu meningkatkan risiko gagal jantung.
Faktanya, sebuah studi tahun 2018 dalam jurnal Echocardiography menunjukkan bahwa orang dengan kardiomiopati dilatasi, penyakit otot jantung, lebih suka tidur miring ke kanan.
Untuk individu hamil, tinjauan tahun 2019 yang dimuat dalam EClinicalMedicine tidak menemukan perbedaan kesehatan antara tidur miring ke kiri atau ke kanan.
Sementara beberapa dokter menyarankan tidur miring ke kiri untuk menghindari tekanan pada hati, berbaring miring ke kanan dapat meringankan beban kerja jantung dengan mengurangi tekanan pada vena cava inferior, sehingga meningkatkan aliran darah ke janin.
Kedua posisi tersebut umumnya aman, dan menggunakan bantal dapat membantu meningkatkan kenyamanan.
3. Tidur telentang
Saat tidur telentang, kepala, leher, dan tulang belakang beristirahat dalam posisi netral, yang bermanfaat untuk mengurangi nyeri punggung dan leher. Namun, posisi ini mungkin tidak ideal untuk kesehatan jantung, terutama bagi mereka yang mengalami gagal jantung, karena dapat menyebabkan kesulitan bernapas dan memperburuk gejala, seperti mendengkur atau sleep apnea.
Jika kamu memiliki masalah jantung, sebaiknya konsultasikan dengan dokter sebelum tidur dengan posisi ini.
4. Tidur tengkurap
Tidur tengkurap umumnya tidak disarankan untuk kesehatan jantung, karena dapat membuat leher dan tulang belakang tegang, sehingga menyebabkan ketidaknyamanan.
Selain itu, posisi tidur ini juga membatasi pernapasan, sehingga jantung lebih sulit memompa darah secara efisien. Orang dengan kondisi jantung atau masalah pernapasan seperti sleep apnea sebaiknya menghindari tidur tengkurap.
5. Bagaimana sebaiknya tidur jika mengalami gagal jantung?
Pada orang dengan gagal jantung, berkonsultasilah dengan dokter untuk mengetahui posisi tidur yang harus dihindari.
Tidur miring ke kanan bisa jadi opsi terbaik untuk orang dengan gagal jantung. Meskipun beberapa orang berpikir tidur miring ke kanan dapat membatasi aliran darah kembali ke jantung, tidak ada cukup bukti bahwa hal itu berbahaya.
Jika tidak memiliki sleep apnea atau masalah pernapasan, tidur telentang juga sebenarnya aman. Sementara, tidur tengkurap dapat meredakan sleep apnea dan mendengkur, tetapi juga menyebabkan nyeri leher atau punggung. Sleep apnea meningkatkan risiko gagal jantung, dan banyak orang mengalami keduanya.
Jika tubuh dipasangi implantable cardioverter-defibrillator (ICD), kamu mungkin merasa lebih nyaman tidur di sisi yang berlawanan dengan implannya. Secara anekdot, ini membantu pernapasan pada malam hari. Jika kamu mengalami sesak napas saat berbaring, bicarakan dengan dokter.
Sayangnya, masih belum jelas bagaimanakah posisi tidur terbaik untuk jantung dan kesehatan secara keseluruhan.
Secara anekdot, banyak orang dengan gagal jantung merasa lebih nyaman tidur miring ke kanan daripada miring ke kiri. Namun, klaim ini sebenarnya kurang didukung oleh data ilmiah.
Jika memiliki masalah jantung, sebaiknya tanyakan kepada dokter bagaimana posisi tidur yang baik untuk jantung. Satu hal yang pasti, mendapatkan istirahat yang cukup dan baik penting untuk menjaga kesehatan jantung yang optimal, apa pun posisi tidurmu.