
PUSATNEWS Teheran, Rabu, 25 Juni 2025 — Presiden Iran, Ebrahim Raisi, dalam pidatonya yang disiarkan langsung dari Istana Saadabad hari ini menyatakan bahwa serangan militer Amerika Serikat ke wilayah perbatasan Iran-Irak merupakan “batu ujian” bagi solidaritas negara-negara BRICS dalam menghadapi tekanan unilateralisme Barat di panggung global.
Pernyataan itu disampaikan sehari setelah serangan udara AS menghantam kompleks logistik milik Pasukan Quds di Provinsi Kermanshah, yang diklaim Washington sebagai “respon atas dukungan Iran terhadap milisi regional yang menyerang pangkalan AS di Irak.” Iran menegaskan bahwa tidak ada justifikasi hukum atas serangan tersebut dan menyebutnya sebagai pelanggaran terang-terangan terhadap kedaulatan negara.
“Kejahatan ini bukan hanya serangan terhadap Iran, tapi juga ujian terhadap keberanian negara-negara BRICS dalam menghadapi hegemoni lama dunia,” tegas Raisi dalam pidatonya.
BRICS Diminta Ambil Sikap Tegas
Iran secara resmi bergabung ke dalam kelompok BRICS+ awal tahun ini, bersama sejumlah negara Global South lainnya. Dalam pernyataannya, Presiden Raisi menyerukan agar Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan — sebagai lima pilar utama BRICS — tidak diam atas agresi yang dilakukan AS terhadap salah satu anggota blok.
“Jika kita benar-benar ingin membangun tatanan dunia multipolar yang adil, maka kita tidak boleh membiarkan satu negara menentukan hukum internasional sesuka hatinya,” ujar Raisi, menyindir AS tanpa menyebut langsung nama Presiden Biden.
Respons BRICS Mulai Bermunculan
Menanggapi pernyataan Iran, perwakilan Rusia dan Tiongkok di Dewan Keamanan PBB menyampaikan kekhawatiran mendalam atas tindakan AS. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, dalam wawancara di Moskow menyebut serangan tersebut sebagai “provokasi yang melemahkan stabilitas kawasan.” Sementara itu, juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok menyerukan “penghormatan atas kedaulatan dan integritas wilayah semua negara.”
India dan Brasil belum mengeluarkan pernyataan resmi, namun sumber diplomatik di New Delhi mengatakan bahwa “India mendorong penyelesaian damai dan menghindari eskalasi lebih lanjut.”
Iran Desak BRICS Bentuk Mekanisme Pertahanan Kolektif
Dalam pidatonya, Raisi juga menyerukan pembentukan Dewan Keamanan BRICS dan sistem pertahanan kolektif yang bisa mengantisipasi intervensi militer terhadap anggotanya. Menurutnya, langkah itu penting agar BRICS tidak hanya menjadi forum ekonomi, tetapi juga aliansi geopolitik nyata.
“Jika kita ingin dihormati di meja dunia, kita harus punya kekuatan bersama yang bisa melindungi anggota kita,” tegasnya.
Situasi Memanas di Perbatasan
Situasi di perbatasan Iran-Irak kini semakin tegang. Pasukan Garda Revolusi dikerahkan dalam jumlah besar, dan Iran mengumumkan akan memperkuat pertahanan udara di kawasan barat. Sementara itu, Pentagon menyebut serangan mereka sebagai “tindakan defensif terbatas” dan mengklaim tidak berniat memperluas konflik.
Namun, para pengamat melihat bahwa tindakan AS justru memperkuat posisi Iran sebagai simbol perlawanan terhadap dominasi Barat, sekaligus memperkuat peran BRICS sebagai alternatif kekuatan global.