
Jakarta – Harga bitcoin (BTC) mencapai level tertinggi pada Kamis, (8/5/2025) sejak Februari 2025. Hal ini setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan AS telah mencapai kesepakatan perdagangan dengan Inggris.
Berdasarkan Coin Metrics, harga bitcoin naik lebih dari 3% ke posisi USD 99.293,54 atau sekitar Rp 1,63 miliar (asumsi kurs dolar AS terhadap rupiah di kisaran 16.492). Sebelumnya, harga bitcoin naik hingga USD 99.897. Demikian mengutip CNBC, Kamis pekan ini.
Pergerakan harga bitcoin yang menguat tersebut setelah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump pertama kali mengumumkan ada kesepakatan antara Amerika Serikat dan Inggris. Ia mengunggah hal itu di Truth Social. Dalam unggahan selanjutnya, Donald Trump menyebutkan pengumuman yang lengkap dan komprehensif yang akan pererat hubungan antara kedua negara.
Selain itu, harga saham berjangka juga menguat seiring kabar tersebut. Indeks Dow Jones berjangka naik 300 poin. Saham Coinbase dan Strategy masing-masing menguat 4% sebelum pembukaan perdagangan.
Kripto lainnya juga ikut melonjak untuk mengimbangi bitcoin yang menguat pada 2025. Harga ether melonjak 9%. Token Solana naik 6% dan Dogecoin bertambah 8%.
Sejak 3 April, sehari setelah Presiden Donald Trump memperkenalkan kebijakan tarif awal yang mengguncang pasar selama beberapa minggu, bitcoin naik sekitar 15%. Dalam periode yang sama, emas spot naik 7% sementara S&P 500 datar.
Sentimen Positif

Sementara itu, Analis Reku Fahmi Almuttaqin menilai, sentimen positif berkembang semakin luas di pasar kripto di tengah tidak adanya sinyal negatif yang perlu dikhawatirkan investor dari hasil pertemuan The Federal Reserve (The Fed), Rabu, 7 Mei 2025.
“Khususnya setelah Presiden AS Donald Trump mengisyaratkan akan mengumumkan kesepakatan dagang besar dengan sebuah negara yang disebut sangat dihormatinya, yang menurut spekulasi adalah Inggris. Bitcoin yang baru pada 6 Mei kemarin diperdagangkan di level 93.000 dolar AS, kini sudah menembus level 99.000 dolar AS pada 8 Mei 2025, pasca perkembangan situasi AS tersebut,” ujar Fahmi dalam keterangannya, di Jakarta, Kamis, seperti dikutip dari Antara.
Kenaikan harga Bitcoin yang relatif signifikan ini berpotensi berlanjut, terlebih apabila perkembangan pelonggaran tarif AS berlanjut.
Menurut Reku, tidak menutup kemungkinan sentimen positif yang berkembang dapat membawa Bitcoin melewati level resistance psikologis di USD 100.000 .
Dibayangi Negosiasi Dagang AS-China

Sementara itu, indeks-indeks saham utama AS juga ditutup menguat pada Rabu waktu AS, setelah The Fed menahan suku bunga dan menyatakan bahwa risiko terhadap ekonomi memang meningkat, namun belum terjadi secara nyata.
Fahmi menuturkan, sentimen pasar juga sempat didorong oleh kabar bahwa AS dan China akan memulai kembali pembicaraan dagang di Swiss, yang memunculkan harapan pelonggaran tarif.
“Selain itu, laporan juga menyebutkan Presiden Trump sedang mempertimbangkan pelonggaran pembatasan ekspor chip AI, yang sebelumnya diberlakukan di era Biden, sehingga mendorong saham-saham teknologi,” ujar Fahmi.
Sebelumnya, The Fed kembali mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,25-4,50 persen dalam rapat Federal Open Market Committee (FOMC) yang berlangsung pada Rabu malam waktu AS, di tengah meningkatnya ketidakpastian ekonomi akibat tarif impor baru dari pemerintahan Trump.