
PUSATNEWS Tel Aviv, 5 Mei 2025 – Ribuan warga Israel turun ke jalan di berbagai kota, termasuk Tel Aviv dan Yerusalem, Minggu malam (4/5), menuntut Perdana Menteri Benjamin Netanyahu segera menghentikan serangan militer ke Gaza dan memprioritaskan pembebasan para sandera yang masih ditahan oleh Hamas sejak konflik meletus tahun lalu.
Aksi unjuk rasa yang berlangsung damai ini semakin menguatkan tekanan publik terhadap pemerintah, menyusul laporan bahwa negosiasi pembebasan sandera kembali mengalami kebuntuan. Massa membawa poster bergambar wajah para sandera, meneriakkan slogan “Cukup Perang!” dan “Bawa Pulang Mereka Sekarang!”
Para demonstran menilai bahwa operasi militer yang terus dilanjutkan justru membahayakan nyawa sandera dan memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza. Sebagian besar pengunjuk rasa terdiri dari keluarga para sandera dan kelompok masyarakat sipil yang telah rutin menggelar aksi sejak Oktober 2024.
“Kami ingin mereka pulang dalam keadaan hidup. Pemerintah harus mengutamakan diplomasi, bukan bom,” kata Yael Cohen, ibu dari seorang sandera yang diculik saat serangan Hamas ke wilayah selatan Israel.
Meski mendapat tekanan dari masyarakat, Netanyahu hingga kini masih mempertahankan sikap keras terhadap Hamas. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa operasi militer akan terus berjalan sampai “Hamas dilumpuhkan dan semua sandera dibebaskan tanpa syarat.”
Namun, kritik juga muncul dari kalangan politisi oposisi yang menilai Netanyahu memanfaatkan konflik untuk mempertahankan kekuasaan di tengah krisis politik dan ketidakpercayaan publik terhadap kepemimpinannya.
Sementara itu, komunitas internasional, termasuk Amerika Serikat dan PBB, terus mendorong gencatan senjata dan pertukaran sandera demi meredakan ketegangan yang telah menyebabkan ribuan korban jiwa, terutama di pihak sipil.
Demonstrasi ini menunjukkan meningkatnya ketegangan di dalam negeri Israel sendiri, memperlihatkan bahwa suara publik mulai berubah dan menginginkan penyelesaian damai yang lebih cepat dan manusiawi.