
PUSATOTO , Mobil CBU (Completely Built-Up) adalah mobil yang diimpor secara utuh dari luar negeri ke Indonesia. Artinya, seluruh proses perakitan mobil dilakukan di negara asal, kemudian langsung dikirim dan dijual di dalam negeri. Mobil CBU biasanya berasal dari Jepang, Korea, Jerman, atau negara-negara Eropa lainnya dan sering kali menyasar segmen menengah ke atas.
Banyak orang tertarik pada mobil CBU karena menawarkan desain, fitur, dan teknologi yang lebih maju. Namun, di balik keunggulan tersebut, mobil CBU juga memiliki sejumlah kekurangan yang perlu dipertimbangkan sebelum memutuskan untuk membeli. Berikut beberapa kekurangan utama dari mobil CBU yang wajib kamu ketahui.
1. Harga lebih mahal dibanding mobil CKD
Salah satu kekurangan paling mencolok dari mobil CBU adalah harga jual yang jauh lebih mahal dibanding mobil lokal atau mobil CKD (Completely Knocked Down), yaitu mobil yang dirakit di dalam negeri.
Perbedaan harga ini disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah pajak impor yang tinggi, termasuk bea masuk, pajak barang mewah (PPnBM), dan berbagai biaya logistik lainnya. Selain itu, nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing juga memengaruhi harga jual akhir mobil CBU di Indonesia.
Kondisi ini membuat mobil CBU menjadi kurang terjangkau bagi sebagian besar masyarakat, terutama jika dibandingkan dengan mobil yang dirakit secara lokal namun memiliki fitur serupa. Hal ini juga berdampak pada depresiasi harga jual kembali yang cenderung lebih besar, karena harga awalnya sudah tinggi.
2. Ketersediaan suku cadang terbatas
Masalah lain yang sering dihadapi oleh pemilik mobil CBU adalah ketersediaan suku cadang yang terbatas. Karena mobil ini tidak dirakit di dalam negeri, maka tidak semua bengkel resmi memiliki stok suku cadang untuk model CBU, apalagi jika model tersebut tergolong langka atau discontinue.
Jika suatu saat terjadi kerusakan dan memerlukan penggantian komponen tertentu, proses pemesanan suku cadang bisa memakan waktu lama karena harus dipesan langsung dari luar negeri. Ini tentu akan merepotkan, apalagi jika mobil digunakan untuk keperluan harian.
Selain masalah waktu, harga suku cadang mobil CBU juga cenderung lebih mahal dibanding mobil lokal. Hal ini disebabkan biaya pengiriman, pajak impor suku cadang, serta fluktuasi nilai tukar mata uang asing. Oleh karena itu, biaya perawatan dan perbaikan mobil CBU bisa lebih tinggi dibanding mobil CKD.
3. Tidak semua bengkel bisa menangani perbaikannya
Kekurangan lain dari mobil CBU adalah tidak semua bengkel memiliki keahlian dan peralatan yang memadai untuk melakukan servis atau perbaikan. Teknologi dan sistem pada mobil CBU, terutama yang berasal dari Eropa, sering kali lebih kompleks dan memerlukan tenaga ahli khusus serta alat diagnostik khusus.
Hal ini membuat pemilik mobil CBU terbatas dalam memilih tempat servis, karena tidak semua bengkel umum memiliki akses terhadap software, spare part, atau prosedur servis yang sesuai dengan standar pabrikan.
Jika mobil mengalami kerusakan di luar kota besar atau daerah terpencil, pemilik mobil CBU bisa kesulitan mendapatkan bengkel yang mampu menangani perbaikan dengan baik. Ini tentu menjadi pertimbangan penting, terutama bagi kamu yang sering bepergian jauh atau tinggal di luar kota besar.