
PUSATOTO – Tim Jalan Pulang IDN Times kembali mengeksplorasi Pantai Selatan (Pansela) untuk mereportase jalur mudik 2025. Kali ini kami menyusuri jalan Pansela dari Anyer menuju Banyuwangi selama 12 hari, sejak 28 Januari hingga 8 Februari 2025.
Jalan Pulang merupakan program spesial IDN Times yang khusus ditujukan untuk memberikan informasi terkait jalur mudik Lebaran. Pada tahun ini, “Jalan Pulang ke Anyer-Banyuwangi via Pansela” jadi tajuk program spesial IDN Times tersebut.
Tim Jalan Pulang akan melaporkan banyak hal mulai dari kondisi jalan, titik-titik Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), rest area, hingga titik-titik rawan yang ada di sepanjang perjalanan menuju Banyuwangi.
Pada hari ketujuh, Tim Jalan Pulang 2025 bergerak dari Jember menuju Banyuwangi. Berikut rangkuman perjalanan Tim Jalan Pulang pada rute tersebut.
1. Kondisi jalan dari Jember menuju Banyuwangi bervariasi
Pada hari ketujuh, Tim Jalan Pulang 2025 berangkat dari Hotel Aston Jember menuju Banyuwangi, Jawa Timur. Tim melewati jalur utama yang berada di kaki Gunung Raung, seperti wilayah Gumitir hingga perbatasan Banyuwangi, yakni Kalibaroe.
Jarak yang ditempuh Tim Jalan Pulang sebetulnya relatif pendek ketimbang rute yang dilalui di etape sebelumnya, yakni 104 km. Hanya saja, kondisi jalan nasional di bagian selatan yang dilewati tidak sepenuhnya mulus, bahkan banyak yang bergelombang dan berlubang.
Sejak melewati wilayah Majang hingga Sempolan, kontur jalan juga bervariasi, mulai dari jalan lurus yang datar, hingga jalan menanjak curam yang berliku-liku. Mobil Chery Tiggo 8 yang kami dikendarai pun tak bisa digeber, terlebih banyak kendaraan besar seperti truk dan bus yang memadati jalur tersebut.
Butuh kewaspadaan ekstra bagi pengendara yang melewati jalur utama mudik ini. Terlebih, jalan bergelombang yang dilewati di beberapa titik cukup menyulitkan pengendara mengendalikan mobil.
2. Menguji suspensi Chery Tiggo 8 di jalur Jember-Banyuwangi
Tim Jalan Pulang 2025 disambut kontur jalan rolling atau naik turun, plus bergelombang menuju Banyuwangi. Namun, suspensi Chery Tiggo 8 ternyata cukup nyaman. Beberapa jalan bergelombang bisa kami lewati tanpa merasa terguncang hebat.
Saat melibas lubang yang cukup dalam, bagi penumpang yang ada di baris kedua merasakan guncangan lebih keras. Untungnya jok yang dibekali di mobil SUV ini cukup empuk. Alhasil, stiff-nya suspensi tak mengurangi kenyamanan.
Punya ground clearance tinggi, SUV ini juga lebih fleksibel saat melewati medan tak rata. Alhasil, secara keseluruhan, sistem travel suspensi bisa bekerja maksimal dan membuat goncangan di dalam mobil bisa diminimalkan.
3. DCT membuat akselerasi Tiggo 8 lebih responsif
Chery Tiggo 8 dibekali mesin 1.6T GDI (Turbo Gasoline Direct Injection) dipadukan dengan transmisi Dual Clutch Transmission tujuh percepatan. Kombinasi mesin dan transmisi mobil ini menghasilkan tenaga 182 Tk dan torsi maksimum menembus 275 Nm.
Dibekali transmisi DCT, mobil ini punya akselerasinya responsif dan kemampuan menarik beban dengan baik. Perpindahan giginya cepat dan efisien, sehingga meningkatkan traksi dan stabilitas saat dibawa ngebut.
Terbukti, Tiggo 8 bisa melahap berbagai tanjakan dan dengan mudah menyalip mobil-mobil di depannya saat memasuki kawasan Gumitir.
Usai menjajal kemampuan mobil di setengah perjalanan, Tim Jalan Pulang 2025 beristirahat sejenak di SPBU Krikilan. Selain memanfaatkan waktu untuk beribadah salat, tim memanfaatkan waktu untuk peregangan agar tetap bugar.
4. JLS penghubung Jember-Banyuwangi belum rampung
Usai rehat, Tim Jalan Pulang 2025 melanjutkan perjalanan menuju Banyuwangi. Usai melewati jalan berliku dan bergelombang, jalur lurus dan relatif mulus pun akhirnya dirasakan di wilayah Rogojampi.
Tak banyak menyulitkan, tim pun akhirnya bisa sampai ke tujuan akhir di Hotel Santika Banyuwangi yang terletak di jalan Letjen S Parman.
Tim Jalan Pulang hanya bisa melalui jalur nasional ini saja menuju Banyuwangi. Sebab, Jalan Lintas Selatan (JLS) penghubung Jember dan Kabupaten Banyuwangi yang ditarget selesai pada 2024, masih belum bisa dilalui. Sejauh ini proyek tersebut masih dalam tahap pembangunan.
Proyek jalur Pansela Jember-Banyuwangi sebetulnya sudah dibangun sepanjang 68,08 km, dari total jarak 99,18 km. Tinggal membutuhkan 14,1 km lagi untuk menyelesaikan JLS yang bisa jadi jalur baru pemudik pergi ke wilayah paling ujung Jawa di bagian timur tersebut.
Sebetulnya, masih ada jalur lain di utara menuju Banyuwangi, yakni melalui Kabupaten Situbondo. Hanya saja, rute itu tak kami ambil dalam perjalanan kali ini, karena tujuan utama adalah mendapatkan pengalaman menuju Banyuwangi melalui jalur selatan.
5. Melipir ke De Djawatan
Setibanya di Banyuwangi, kami menyempatkan diri melipir ke De Djawatan. Hutan satu ini sering disebut sebagai “Hutan Lord of the Rings” karena pepohonan besar yang menciptakan suasana magis dan mistis. Bukan istilah yang berlebihan karena De Jawatan memang menawarkan keindahan pepohonan yang gak akan kamu temukan di tempat lain.
Oya, De Djawatan berlokasi di Kecamatan Cluring, sekitar 30 km dari pusat kota Banyuwangi. Kalau naik mobil, waktu tempuhnya hanya sekitar setengah jam saja. Karena itu sayang kalau ke Banyuwangi tapi tidak mampir ke hutan satu ini.
Daya tarik utama De Djawatan sejatinya adalah pepohonan trembesi tua (Samanea saman) yang diselimuti lumut hijau, memberikan kesan alami yang menyejukkan. Selain Trembesi, terdapat juga beberapa jenis pohon lain, seperti Akasia dan Jati yang ikut memperindah lanskap hutan.
Trembesi sendiri dikenal sebagai pohon dengan kanopi lebar yang mampu menyerap karbon dioksida dalam jumlah besar, menjadikannya sebagai paru-paru alami di daerah tersebut. Karena itu suasana di sekitar De Jawatan terasa begitu segar dan sejuk, kontras sekali dengan Kota Banyuwangi yang sangat terik dan panas.
Waktu terbaik untuk datang ke tempat ini adalah pagi atau sore hari, di mana cahaya matahari menembus celah dedaunan, menciptakan efek dramatis yang sangat fotogenik. Selain itu juga ada kereta kuda yang bisa kamu sewa keliling hutan. Berfoto di atas kereta kuda dengan dikelilingi pepohonan Trembesi yang rapat menjulang, sudah pasti akan sangat instagramble.