Medan, Sumatra Utara — Senin, 15 Desember 2025
Wilayah Sumatra Utara saat ini berada dalam kondisi siaga tinggi akibat cuaca ekstrem yang masih berlangsung dan dampak bencana besar yang belum sepenuhnya pulih. Hujan dengan intensitas tinggi disertai angin kencang terus melanda sejumlah kabupaten dan kota, memicu kekhawatiran akan terjadinya banjir susulan dan tanah longsor di daerah rawan.
Dalam beberapa hari terakhir, curah hujan yang tidak merata namun berkepanjangan menyebabkan debit sungai meningkat signifikan. Beberapa wilayah seperti kawasan pegunungan, daerah aliran sungai, serta permukiman dataran rendah dilaporkan mengalami genangan air dan kerusakan infrastruktur ringan hingga berat. Kondisi ini berdampak langsung pada aktivitas masyarakat, mulai dari terganggunya transportasi hingga terhambatnya kegiatan ekonomi lokal.
Selain kerusakan fisik, cuaca ekstrem juga memperburuk situasi pascabencana yang sebelumnya telah melanda Sumatra Utara. Ribuan warga masih berada dalam proses pemulihan, baik secara ekonomi maupun sosial. Sebagian masyarakat terpaksa mengungsi sementara karena rumah mereka belum layak huni atau berada di lokasi yang berisiko tinggi jika hujan kembali turun dengan intensitas besar.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait terus melakukan langkah antisipatif dan penanganan darurat. Upaya yang dilakukan meliputi pemantauan cuaca secara berkala, pembersihan saluran air, perbaikan akses jalan yang rusak, serta penyaluran bantuan logistik kepada warga terdampak. Aparat juga mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama di wilayah yang memiliki riwayat bencana hidrometeorologi.
Di sisi lain, sektor pertanian dan perkebunan turut merasakan dampak cuaca ekstrem ini. Beberapa petani melaporkan gagal panen akibat lahan yang tergenang air terlalu lama, sementara nelayan membatasi aktivitas melaut karena kondisi cuaca yang tidak bersahabat. Situasi ini berpotensi memengaruhi ketahanan ekonomi masyarakat jika cuaca ekstrem berlangsung lebih lama.
Hingga hari ini, masyarakat di Sumatra Utara diharapkan tetap mengikuti arahan resmi dari pemerintah dan tidak mengabaikan peringatan dini cuaca. Kesiapsiagaan bersama dinilai menjadi kunci utama untuk mengurangi risiko korban jiwa dan kerugian yang lebih besar di tengah kondisi alam yang belum stabil.

