Jakarta / Jeddah, 2025 — Usaha Indonesia untuk lolos ke Piala Dunia 2026 berakhir saat timnas kalah tipis 0–1 dari Irak dalam laga kualifikasi di Jeddah. Kekalahan ini sekaligus memastikan Indonesia gagal melangkah ke putaran final kompetisi dunia tersebut.
Berikut catatan dan refleksi atas perjalanan timnas:
Penampilan & Usaha
Meskipun hasil akhir menyakitkan, timnas tak bisa dibilang tampil buruk. Pelatih Patrick Kluivert menyatakan bahwa timnya sudah berjuang dengan semangat dan menunjukkan peningkatan dalam beberapa pertandingan. Namun, ketajaman di depan gawang — terutama dalam mencetak gol dari peluang terbuka — masih menjadi persoalan.
Kegagalan mencetak dari peluang terbuka menjadi faktor penentu. Beberapa peluang matang coba diciptakan, namun penyelesaian akhir kurang maksimal.
Kritik & Tanggapan
Beberapa pihak mengaitkan kegagalan ini dengan kurangnya pengalaman pemain pada level kompetisi tinggi. Namun Kluivert menampik “pengalaman” sebagai alasan utama, melainkan menyebut bahwa rival punya kualitas yang solid dan bahwa tim Indonesia sudah menunjukkan bahwa mereka bisa bersaing.
Masyarakat penggemar sepakbola Indonesia beragam responsnya: kecewa, menyalahkan kebijakan teknis, hingga menyerukan evaluasi mendalam terhadap sistem pembinaan usia muda.
Pelajaran & Rencana ke Depan
- Pembinaan usia dini
Fokus pada akademi sepakbola dan pembinaan pemain muda akan semakin krusial. Timnas perlu memastikan bahwa talenta lokal memiliki eksposur kompetisi yang cukup sejak dini. - Mental & taktik
Dalam pertandingan kritis, aspek mental dan soliditas taktik harus diperkuat agar tidak goyah saat tekanan berat. - Kualitas eksekusi
Memastikan kemampuan ofensif untuk memanfaatkan peluang — baik dari open play maupun set piece — menjadi fokus penting. - Evaluasi sumber daya & manajemen tim
Manajemen tim, pemilihan staf kepelatihan, serta koordinasi antara PSSI, pelatih, dan pemain perlu dievaluasi untuk memaksimalkan potensi.
Kegagalan ini memang menyayat hati bagi pendukung Garuda, namun bukan akhir dari perjalanan. Jika evaluasi dilakukan secara jujur dan perbaikan berangkat dari akar, masa depan sepakbola Indonesia masih bisa menatap peluang baru yang lebih baik.
