Jakarta, 12 Oktober 2025 — Pemerintah Indonesia terus mempercepat program hilirisasi mineral sebagai langkah strategis untuk memperkuat perekonomian nasional dan mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah.
Melalui kebijakan baru ini, pemerintah menargetkan investasi senilai lebih dari Rp 3.800 triliun dalam lima tahun ke depan. Fokus utamanya mencakup komoditas nikel, tembaga, bauksit, dan baja, yang dianggap memiliki nilai tambah tinggi di pasar global.
Selain itu, pemerintah menekankan pentingnya penerapan praktik pertambangan yang berkelanjutan dan penggunaan energi ramah lingkungan dalam setiap proses produksi. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan industri pengolahan yang kuat sekaligus menjaga kelestarian lingkungan.
Kebijakan hilirisasi juga diharapkan membuka ratusan ribu lapangan kerja baru, memperkuat daya saing industri nasional, serta meningkatkan penerimaan negara dari sektor ekspor produk jadi.
“Kita tidak boleh hanya menjadi pengekspor bahan mentah. Nilai tambah harus diciptakan di dalam negeri agar manfaat ekonominya dirasakan rakyat,” ujar salah satu pejabat Kementerian Investasi.
Dengan dukungan infrastruktur, teknologi, dan regulasi yang tepat, Indonesia diproyeksikan dapat menjadi pusat pengolahan mineral terbesar di Asia Tenggara pada tahun-tahun mendatang.
