
Pada akhir pekan 28 September 2025, ajang MotoGP kembali mencatat babak baru dalam sejarahnya: Marc Márquez memastikan gelar kejuaraan dunia MotoGP musim 2025 setelah finis di posisi kedua pada Grand Prix Jepang di Motegi.
1. Latar Belakang & Konteks
- Márquez telah lama menanti untuk kembali ke puncak kelas MotoGP — gelar terakhirnya terjadi pada 2019. Dengan kemenangan di Jepang, dia memecahkan jeda 2.184 hari antara gelar-gelarnya.
- Gelar kejuaraan ini merupakan gelar ketujuh di kelas premier (MotoGP) untuk Márquez, yang juga menunjukkan kemampuannya beradaptasi dengan perbedaan tim dan motor di sepanjang karier.
2. Balapan di Motegi: Momentum Penentuan
- Di GP Jepang, Francesco Bagnaia tampil sebagai pemenang dan mengklaim “double” (menang di sprint dan balapan utama), sementara Márquez finis kedua dan cukup untuk mengunci gelar.
- Joan Mir dari Honda merebut posisi ketiga dan memberikan podium bagi tim Honda di hadapan publik Jepang.
- Untuk tim Yamaha, hari itu kurang menguntungkan: Fabio Quartararo hanya mampu membawa motornya ke posisi ke-8, sementara Álex Rins sempat menunjukkan performa menanjak namun harus puas di posisi ke-18.
3. Status & Makna Kemenangan
- Setelah balapan selesai, Márquez menyatakan bahwa gelar ini memberinya rasa tenang dalam diri, sebagai puncak dari perjuangan fisik dan mental selama bertahun-tahun.
- Gelar ini memperkuat reputasi Márquez sebagai salah satu pembalap terhebat dalam sejarah MotoGP — bukan hanya karena jumlah gelar, tetapi juga karena keberhasilan comebacknya setelah periode cedera dan penurunan performa.
- Meski sudah mengunci gelar dengan lima seri tersisa, fokus kini bergeser ke bagaimana dia dan rivalnya menyelesaikan seri-seri penutup dengan performa terbaik.
4. Apa yang Selanjutnya?
- Seri berikutnya adalah MotoGP Indonesia yang akan berlangsung di Lombok. Setelah momentum besar dari Jepang, tekanan dan harapan bagi Márquez dan tim Ducati akan makin tinggi.
- Tim-tim lain seperti Ducati, KTM, Aprilia, dan Honda akan terus berusaha mengejar klasemen tim dan pabrikan, serta mempertahankan performa agar tetap kompetitif hingga akhir musim.
- Terlebih, rivalitas internal dan adaptasi teknis terhadap sirkuit rumit seperti di Asia menjadi tantangan tersendiri.