
PUSATNEW Jakarta, 02 Agustus 2025 – Pemerintah Indonesia tengah menggencarkan langkah strategis untuk mengindonesiakan sistem syarikah di Arab Saudi, sebagai solusi atas banyaknya jemaah haji yang selama ini terpisah dari rombongannya saat menjalankan ibadah haji.
Syarikah, perusahaan penyedia layanan haji lokal di Arab Saudi, selama ini menjadi penanggung jawab transportasi, akomodasi, dan konsumsi jemaah. Namun dalam praktiknya, ketidaksinkronan antara sistem Indonesia dan penyedia layanan lokal menyebabkan banyak jemaah tercecer, kesulitan koordinasi, hingga kehilangan arah di tengah keramaian jutaan umat Islam.
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan bahwa proses “mengindonesiakan” syarikah berarti mendorong sinergi antara syarikah dengan Kementerian Agama RI dan institusi haji Indonesia, agar pola kerja, komunikasi, dan manajemen pelayanan lebih sesuai dengan kebutuhan dan budaya jemaah Indonesia.
“Selama ini ada kesenjangan dalam pengelolaan di lapangan. Dengan pendekatan yang lebih Indonesia-sentris, kita harap tidak ada lagi jemaah yang merasa asing, hilang, atau tidak terlayani secara optimal,” ujar Yaqut dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat pagi.
Langkah ini akan dilakukan melalui kerja sama intensif dengan Kementerian Haji Arab Saudi, termasuk dalam pelatihan petugas syarikah agar bisa berbahasa Indonesia, memahami kultur jemaah Indonesia, serta integrasi sistem layanan digital milik Indonesia dengan milik syarikah.
Pakar haji dari UIN Syarif Hidayatullah, Dr. M. Arifin, menyambut baik inisiatif ini. Ia menyebut bahwa perbedaan bahasa dan minimnya adaptasi layanan kerap membuat jemaah Indonesia—terutama lansia—mengalami kebingungan atau stres saat puncak ibadah di Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
“Mengindonesiakan syarikah itu bukan soal nasionalisme, tapi soal efisiensi dan perlindungan jemaah. Ini langkah preventif yang sudah seharusnya dilakukan sejak lama,” tuturnya.
Program ini direncanakan mulai diuji coba dalam penyelenggaraan haji tahun 2026, dengan target 60% layanan syarikah sudah terintegrasi dalam ekosistem pelayanan haji Indonesia.
Pemerintah juga membuka peluang merekrut tenaga kerja Indonesia di Arab Saudi sebagai bagian dari syarikah, demi memperkuat konektivitas dan kedekatan emosional antara petugas dan jemaah.