Jakarta/Gaza, 7 Juli 2025

PUSATNEWS, Kabar duka datang dari Jalur Gaza. Dr. Fadel Al-Naji, Direktur Rumah Sakit Indonesia di Gaza, dilaporkan tewas bersama anggota keluarganya dalam serangan udara yang menghantam kawasan tempat tinggal mereka di utara Gaza pada Minggu malam (6/7 waktu setempat). Kematian Dr. Fadel menambah panjang daftar korban sipil di tengah eskalasi konflik bersenjata antara Israel dan kelompok Hamas yang terus berlangsung selama berminggu-minggu.
Informasi ini dikonfirmasi oleh Medical Emergency Rescue Committee (MER-C), organisasi kemanusiaan asal Indonesia yang membangun dan mengelola RS Indonesia di Gaza. Dalam pernyataan resminya, MER-C menyampaikan belasungkawa mendalam serta penghormatan atas dedikasi Dr. Fadel yang telah bertahun-tahun menjadi garda terdepan pelayanan medis di zona konflik.
Rumah Sakit Jadi Sasaran
Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang berada di Beit Lahiya, wilayah utara Jalur Gaza, sudah beberapa kali mengalami kerusakan akibat serangan udara sejak awal eskalasi terbaru pada Mei lalu. Meski begitu, Dr. Fadel dan tim medis tetap bertahan memberikan pelayanan kesehatan di tengah keterbatasan pasokan medis, listrik, dan ancaman serangan.
Menurut laporan Al Jazeera dan sejumlah media internasional, serangan udara yang menewaskan Dr. Fadel diduga menyasar kawasan permukiman sipil di sekitar Beit Lahiya. Belum ada konfirmasi resmi dari militer Israel mengenai target atau alasan serangan tersebut.
Reaksi Internasional dan Pemerintah Indonesia
Pemerintah Indonesia menyampaikan kecaman keras atas serangan yang menewaskan tenaga medis dan warga sipil. Melalui Kementerian Luar Negeri, Indonesia menegaskan kembali seruan untuk penghentian kekerasan serta menuntut pertanggungjawaban atas pelanggaran hukum humaniter internasional.
Presiden Prabowo Subianto juga disebut telah menginstruksikan koordinasi cepat dengan MER-C dan pihak terkait untuk memberikan bantuan darurat, serta mengevaluasi keselamatan relawan kemanusiaan Indonesia yang masih berada di Gaza
Kematian Dr. Fadel Al-Naji dan keluarganya menjadi simbol penderitaan yang mendalam dari warga Gaza, sekaligus bukti bahwa kekerasan di wilayah tersebut terus merenggut nyawa tanpa pandang bulu. Dedikasi dan keberanian almarhum dalam melayani kemanusiaan akan dikenang, tidak hanya oleh rakyat Palestina, tetapi juga oleh masyarakat Indonesia dan dunia.
Hingga kini, RS Indonesia di Gaza masih beroperasi secara terbatas, meski sebagian besar staf telah mengungsi. MER-C menyerukan perlindungan internasional terhadap fasilitas kesehatan dan mendesak komunitas global untuk menghentikan tragedi kemanusiaan yang terus berlangsung.