Jakarta, 28 Juni 2025

PUSATNEWS, Langit malam pada pekan terakhir bulan Juni 2025 kembali menghadirkan pemandangan langka dan memukau. Hujan meteor June Bootids, salah satu fenomena tahunan yang kerap dinanti oleh pengamat langit, memasuki puncaknya pada 26 hingga 28 Juni, dengan tingkat intensitas maksimum diperkirakan terjadi pada malam tanggal 27 Juni waktu Indonesia.
June Bootids, yang berasal dari pecahan komet 7P/Pons-Winnecke, dikenal sebagai hujan meteor yang tidak terduga intensitasnya. Dalam beberapa tahun, hujan ini relatif tenang, namun pada kondisi tertentu dapat menghasilkan lonjakan meteor secara tiba-tiba. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut bahwa tahun ini, pengamatan sangat ideal karena fase Bulan sedang memasuki kuartal awal, sehingga cahayanya tidak terlalu mengganggu pandangan.
Asal Usul dan Karakteristik
June Bootids berasal dari rasi Boötes, sebuah konstelasi di langit utara yang menjadi titik radian kemunculan meteor. Komet induknya, 7P/Pons-Winnecke, pertama kali ditemukan pada abad ke-19 dan menghasilkan puing-puing kecil yang terbakar saat memasuki atmosfer Bumi.
Kecepatan meteor dalam hujan ini tergolong lambat dibandingkan hujan meteor lainnya, yaitu sekitar 18 kilometer per detik, sehingga cukup mudah dilihat oleh mata telanjang tanpa peralatan khusus.
Menurut Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), puncak hujan meteor tahun ini berpotensi menghasilkan 5 hingga 25 meteor per jam, dengan kemungkinan meningkat jika Bumi melewati jalur serpihan yang lebih padat.
Peluang Pengamatan di Indonesia
BMKG menyatakan bahwa seluruh wilayah Indonesia berpeluang mengamati hujan meteor ini, terutama jika cuaca cerah dan jauh dari polusi cahaya. Waktu terbaik untuk pengamatan adalah antara pukul 01.00 hingga menjelang subuh, ketika rasi Boötes telah berada di posisi tinggi di langit utara.
“Wilayah dataran tinggi dan pedesaan akan menjadi lokasi terbaik untuk menyaksikan hujan meteor ini,” ujar Andi Prasetyo, peneliti astrofisika dari Observatorium Bosscha. Ia juga mengingatkan masyarakat untuk menghindari penggunaan lampu berlebih dan gawai selama proses pengamatan guna menyesuaikan adaptasi mata terhadap gelap.
Antusiasme Komunitas Astronomi
Sejumlah komunitas astronomi lokal di berbagai kota telah menggelar acara pengamatan bersama. Di Yogyakarta, Komunitas Langit Selatan akan mengadakan Sky Watch June Bootids terbuka untuk umum di kawasan Bukit Bintang. Di Bandung, komunitas mahasiswa astronomi ITB dijadwalkan melakukan pemantauan langsung dari Lembang.
Fenomena ini juga mendapat perhatian luas di media sosial. Tagar #JuneBootids2025 mulai digunakan oleh pengguna dari berbagai negara untuk membagikan citra langit malam dan tips pengamatan.
Catatan Ilmiah dan Harapan Peneliti
Selain nilai estetika dan edukasi, hujan meteor seperti June Bootids juga memiliki nilai ilmiah tinggi. Dengan menganalisis orbit dan komposisi meteor, peneliti dapat memahami jejak perjalanan komet, interaksi antar benda langit, dan struktur atmosfer bagian atas
Fenomena hujan meteor June Bootids menjadi pengingat bahwa keajaiban alam semesta senantiasa hadir di atas kepala kita, menunggu untuk diamati dan dipahami. Di tengah hiruk-pikuk teknologi dan kehidupan modern, momen ini menjadi kesempatan bagi masyarakat untuk kembali menengadah ke langit, merenungkan luasnya jagat raya, dan menikmati keindahan malam secara alami.
Masyarakat diimbau untuk tetap menjaga keselamatan selama pengamatan, serta menghormati lingkungan sekitar saat berada di lokasi terbuka.