
PUSATNEWS Dubai–Teheran–New York, Rabu, 25 Juni 2025 — Keputusan mengejutkan Iran untuk menutup Selat Hormuz, jalur vital ekspor minyak dunia, langsung mengguncang pasar global. Analis energi memperkirakan harga minyak mentah dunia bisa melonjak hingga USD 150 per barel atau lebih dalam beberapa hari ke depan, tergantung seberapa lama jalur tersebut ditutup.
Langkah ini diambil hanya beberapa jam setelah Iran menembakkan puluhan rudal ke pangkalan AS di Qatar sebagai balasan atas serangan udara Pentagon ke fasilitas militer Iran di Kermanshah. Selat Hormuz, yang memisahkan Iran dari negara-negara Teluk seperti UEA dan Oman, selama ini menjadi jalur keluar masuk utama untuk sekitar 30% perdagangan minyak global.
“Selat Hormuz saat ini kami nyatakan ditutup untuk semua lalu lintas militer dan komersial negara-negara agresor, demi menjaga keamanan nasional kami,” ujar Komandan Angkatan Laut Garda Revolusi Iran, Laksamana Alireza Tangsiri, dalam pernyataan resmi.
Harga Minyak Meroket, Pasar Panik
Hanya dalam beberapa jam sejak pengumuman, harga minyak mentah jenis Brent melonjak 9% menjadi USD 138 per barel, dan diperkirakan bisa menembus USD 150 jika situasi tidak segera mereda. Minyak WTI di AS juga melonjak ke level tertinggi sejak krisis Ukraina pada 2022, menyentuh USD 134 per barel.
“Ini adalah skenario terburuk yang selama ini coba dihindari pasar. Tidak hanya pasokan terganggu, tapi juga asuransi kapal tanker, pengiriman, dan logistik global langsung terguncang,” ujar Lina Merzouki, analis energi di Bloomberg Middle East.
Negara Konsumen Mulai Panik
Negara-negara besar pengimpor minyak seperti India, Jepang, dan Korea Selatan langsung mengadakan rapat darurat. Di Eropa, negara-negara anggota Uni Eropa mempercepat pembahasan pembukaan cadangan strategis mereka untuk menahan lonjakan harga energi domestik.
Pemerintah AS melalui Menteri Energi Jennifer Granholm menyatakan bahwa Washington siap membuka cadangan strategis dan “bekerja sama dengan sekutu untuk menghindari krisis energi global.”
Risiko Global Meningkat
Penutupan Selat Hormuz tidak hanya berdampak pada harga energi, tetapi juga menambah ketegangan geopolitik secara keseluruhan. Armada Kelima Angkatan Laut AS yang bermarkas di Bahrain dilaporkan sudah bersiap melakukan “operasi pengamanan jalur laut”, namun dihadang oleh kapal-kapal perang Iran yang berjaga di sekitar Hormuz.
Israel, UEA, dan Arab Saudi dikabarkan meningkatkan status siaga militer mereka, sementara pasar saham global mengalami pelemahan tajam, terutama sektor transportasi, penerbangan, dan industri berat.
Berapa Harga Minyak Selanjutnya?
Jika Selat Hormuz tetap tertutup selama lebih dari 72 jam, para analis memperkirakan harga minyak bisa mencapai:
- USD 150 per barel (dalam 3 hari)
- USD 175–190 jika blokade berlangsung lebih dari 10 hari
- USD 200+ jika disertai konflik militer besar atau intervensi AS
“Ini bukan sekadar lonjakan harga. Ini potensi ledakan ekonomi global. Inflasi, biaya produksi, dan rantai pasok bisa ikut ambruk,” ujar ekonom dari IMF, Julio Marquez.