
PUSATNEWS Teheran–Doha, Rabu, 25 Juni 2025 — Dalam perkembangan mengejutkan yang memperkeruh tensi kawasan Teluk, Iran dilaporkan telah meluncurkan sejumlah rudal balistik ke arah pangkalan militer Amerika Serikat di Qatar, dengan jumlah yang disebut-sebut setara dengan rudal yang sebelumnya ditembakkan Pentagon ke fasilitas militer Iran di Provinsi Kermanshah pekan lalu.
Serangan balasan Iran ini terjadi pada Selasa malam dan langsung memicu peringatan siaga penuh di seluruh pangkalan AS di Timur Tengah. Pangkalan Al-Udeid di Qatar — yang merupakan markas komando utama militer AS untuk kawasan Asia Barat — menjadi target utama dalam serangan tersebut.
Menurut laporan dari stasiun televisi militer Iran, IRINN, total 16 rudal jarak menengah jenis Zolfaghar dan Dezful diluncurkan dari wilayah barat daya Iran ke koordinat yang telah diidentifikasi sebagai pusat logistik dan hanggar pesawat tempur AS.
“Ini adalah respons proporsional, seimbang, dan sah atas agresi militer AS terhadap kedaulatan kami. Serangan ini bukan deklarasi perang, tapi peringatan,” ujar Juru Bicara Garda Revolusi, Brigjen Ramezan Sharif, dalam pernyataan resmi.
Pentagon Akui Serangan, Evaluasi Kerusakan
Pihak Pentagon mengonfirmasi telah terjadi serangan rudal ke pangkalan AS di Qatar, namun mengklaim sebagian besar berhasil dicegat oleh sistem pertahanan udara Patriot. Namun, dua rudal dilaporkan menghantam area perkantoran logistik dan satu landasan parkir pesawat drone.
“Kami sedang melakukan penilaian kerusakan dan memastikan tidak ada korban jiwa sejauh ini,” ujar Juru Bicara Pentagon, Mayjen Patrick Ryder. “Tindakan ini berbahaya, tidak dapat diterima, dan akan mendapat tanggapan tegas jika berlanjut.”
Gempuran Seimbang, Pesan Simbolik Iran
Analis militer menyebut serangan ini memiliki muatan simbolis tinggi. Jumlah rudal yang diluncurkan Iran — 16 — disebut setara dengan jumlah rudal yang digunakan AS saat menyerang fasilitas militer Iran beberapa hari lalu. Pesan yang disampaikan jelas: Iran ingin menunjukkan bahwa mereka mampu membalas serangan dengan skala yang sama dan menargetkan pusat kekuatan AS di kawasan.
“Ini bukan lagi perang bayangan. Iran ingin mengatakan bahwa jika mereka dipukul, mereka bisa memukul balik dengan presisi,” ujar Javad Heidari, analis pertahanan asal Teheran.
Krisis Diplomatik Meningkat
Serangan ini memicu kepanikan diplomatik di Teluk. Pemerintah Qatar telah memanggil duta besar Iran dan AS secara terpisah untuk meminta klarifikasi dan menegaskan agar wilayah Qatar tidak dijadikan medan konfrontasi langsung.
PBB dan Uni Eropa segera mengeluarkan imbauan agar kedua pihak menahan diri dan kembali ke jalur diplomatik. Sementara itu, Rusia dan Tiongkok menyerukan pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas eskalasi terbaru ini.
Potensi Perluasan Konflik
Meski belum ada deklarasi perang terbuka, eskalasi antara Iran dan AS di wilayah Teluk kini memasuki fase baru yang jauh lebih langsung dan berbahaya. Pengamat menilai bahwa keterlibatan pangkalan AS di luar Irak atau Suriah menandai kemungkinan perluasan konflik ke wilayah sekutu-sekutu AS.
“Serangan ke Qatar menunjukkan bahwa tidak ada tempat aman dalam perang ini, bahkan bagi negara yang tadinya netral,” ujar Hanan Malouf, analis geopolitik dari Al Jazeera.