
PUSATNEWS Teheran, 24 Juni 2025 — Dunia internasional dikejutkan oleh laporan serangan udara terbaru yang menargetkan salah satu fasilitas nuklir utama Iran di Natanz. Serangan yang diduga dilancarkan oleh Israel dengan dukungan intelijen dari Amerika Serikat itu memicu kekhawatiran serius mengenai potensi bencana radiasi yang bisa meluas ke luar perbatasan Iran.
Menurut sumber-sumber militer Iran, sejumlah rudal presisi tinggi menghantam kawasan sekitar kompleks nuklir Natanz pada dini hari tadi. Meski belum ada konfirmasi kerusakan langsung pada reaktor utama, pihak berwenang Iran telah mengaktifkan protokol darurat nuklir dan mengungsikan personel dari beberapa bagian fasilitas.
Peringatan dari Badan Energi Atom Iran
Kepala Organisasi Energi Atom Iran, Mohammad Eslami, memperingatkan bahwa “serangan terhadap situs nuklir sipil tidak hanya merupakan pelanggaran hukum internasional, tetapi juga bisa memicu bencana kemanusiaan lintas negara akibat pelepasan zat radioaktif.” Ia menyebut serangan itu sebagai “aksi teroris nuklir.”
Badan pengawas nuklir internasional IAEA menyatakan kekhawatirannya atas insiden tersebut dan meminta akses segera ke lokasi untuk memastikan tidak terjadi kebocoran bahan radioaktif.
Ancaman Radiasi Lintas Negara
Para ahli lingkungan memperingatkan bahwa jika salah satu reaktor atau penyimpanan bahan nuklir di Natanz rusak berat, radiasi dapat tersebar melalui udara ke negara-negara tetangga seperti Pakistan, Afghanistan, bahkan hingga ke Teluk Arab. “Kita bicara bukan hanya soal perang, tapi potensi bencana ekologi di Asia Barat,” kata Dr. Farid Najafi, pakar keselamatan nuklir dari Teheran University.
Kecaman Internasional dan Seruan Damai
Turki, Rusia, dan China langsung mengecam keras serangan tersebut. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebut tindakan itu sebagai “langkah nekat yang dapat membuka pintu neraka di kawasan.”
Sementara itu, PBB mengadakan rapat darurat Dewan Keamanan sore ini waktu New York untuk membahas dampak serangan dan mendesak semua pihak menahan diri.
Iran Bersumpah Akan Membalas
Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pidato yang disiarkan secara nasional menegaskan, “Kami tidak akan tinggal diam jika fasilitas ilmiah kami dihancurkan. Balasan kami akan datang, dan akan sangat menyakitkan.”
Ketegangan pun meningkat ke titik paling genting sejak awal konflik Iran-Israel meletus. Analis menilai bahwa dunia kini bukan hanya menghadapi perang terbuka, tetapi juga risiko krisis nuklir terbesar sejak insiden Chernobyl dan Fukushima.