
PUSATNEWS Teheran, 24 Juni 2025 — Meski menjadi sasaran gelombang serangan rudal dari Israel dan Amerika Serikat dalam 48 jam terakhir, Iran menunjukkan ketangguhan luar biasa. Pemerintah Iran menyatakan bahwa sistem pertahanan udaranya berhasil menangkis sebagian besar serangan dan menegaskan bahwa “rakyat Iran tidak akan tunduk pada tekanan militer asing.”
Kementerian Pertahanan Iran dalam pernyataan resminya pagi ini mengonfirmasi bahwa sejumlah fasilitas militer dan infrastruktur strategis di Teheran, Isfahan, dan Bandar Abbas menjadi target rudal jelajah dan drone tempur. Namun, mayoritas berhasil dihancurkan di udara oleh sistem pertahanan udara Khordad-15 dan Bavar-373.
“Sistem pertahanan kami aktif 24 jam. Kami siap membalas setiap agresi dengan kekuatan penuh,” ujar Juru Bicara Militer Iran, Brigadir Jenderal Abolfazl Shekarchi.
Media pemerintah Iran, IRIB, menayangkan rekaman video yang diklaim sebagai saat rudal-rudal Israel dan AS dihantam di langit Iran oleh misil anti-udara domestik. Beberapa ledakan besar terlihat di dekat fasilitas militer, namun tak ada laporan korban jiwa massal sejauh ini.
Di tengah serangan, Presiden Iran Ebrahim Raisi menggelar pertemuan darurat dengan Dewan Keamanan Nasional Iran. Dalam pidatonya yang disiarkan langsung, Raisi menyatakan, “Kami tidak gentar. Ini bukan pertama kali Iran dihadapkan pada tekanan militer. Kami akan bertahan dan melawan.”
Sementara itu, rakyat Iran terlihat tetap beraktivitas di sebagian besar kota, menunjukkan semangat perlawanan yang kuat. Ribuan orang turun ke jalan di Teheran dan Qom dalam aksi solidaritas nasional, meneriakkan yel-yel anti-Zionis dan membakar bendera Israel dan AS.
Analis militer internasional mencatat bahwa meskipun mengalami kerusakan pada beberapa instalasi militer, Iran masih memiliki kapasitas serangan balik yang signifikan, termasuk rudal balistik jarak jauh dan jaringan sekutu regional seperti Hizbullah di Lebanon dan milisi Houthi di Yaman.
PBB dan negara-negara besar dunia terus menyerukan de-eskalasi. Namun, hingga kini belum ada tanda-tanda kedua pihak akan menurunkan tensi. Bahkan, Pentagon mengisyaratkan “operasi militer lanjutan sedang dipertimbangkan.”
Dengan situasi yang terus memanas, dunia kini menyaksikan ujian terbesar bagi stabilitas Timur Tengah dalam dua dekade terakhir.