
Doha – Iran meluncurkan sejumlah rudal ke pangkalan militer Amerika Serikat (AS) di Qatar pada Senin (23/6/2025) sebagai balasan atas serangan terhadap tiga fasilitas nuklirnya pada Minggu (22/6).
Menurut seorang sumber yang mengetahui masalah ini kepada Axios, Iran mengoordinasikan serangan ke Pangkalan Udara Al Udeid bersama Qatar, dan pemerintahan Trump telah mengetahui ancaman tersebut sebelumnya.
Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran merilis pernyataan yang mengonfirmasi serangan ke Qatar dan mengklaim bahwa jumlah rudal yang ditembakkan setara dengan jumlah bom yang digunakan AS dalam serangannya pada Minggu — sebuah sinyal yang dinilai ingin meredakan ketegangan.
“Pangkalan yang menjadi sasaran serangan oleh kekuatan Iran yang kuat terletak jauh dari fasilitas perkotaan dan kawasan permukiman di Qatar,” bunyi pernyataan tersebut seperti dilansir Axios.
“Tindakan ini tidak menimbulkan ancaman apa pun terhadap negara sahabat dan saudara kami, Qatar, maupun terhadap rakyatnya yang mulia.”
Qatar telah mengumumkan sebelumnya pada Senin bahwa mereka menutup sementara wilayah udaranya karena meningkatnya ketegangan di kawasan. Bahrain dan Uni Emirat Arab juga menutup wilayah udara mereka setelah serangan Iran.
Bahrain merupakan markas dari Armada Kelima Angkatan Laut AS, yang wilayah tanggung jawabnya mencakup Teluk, Laut Merah, Laut Arab, dan sebagian wilayah Samudra Hindia.
AS, Inggris, dan China pada Senin mengeluarkan peringatan kepada warga negara mereka di Qatar agar tetap berlindung di tempat sebagai tindakan pencegahan.
Qatar Akui Gagalkan Serangan Iran
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IRGC) sebelumnya telah merilis pernyataan yang mengklaim bahwa mereka meluncurkan serangan rudal yang dahsyat dan kuat terhadap Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar.
“Pangkalan ini adalah markas Angkatan Udara dan aset strategis terbesar dari tentara teroris AS di kawasan Asia Barat,” demikian pernyataan IRGC.
“Iran tidak akan membiarkan serangan apapun terhadap integritas wilayah, kedaulatan, dan keamanan nasionalnya tanpa balasan dalam keadaan apa pun.”
Kementerian Luar Negeri Qatar sudah merilis pernyataan yang menyebutkan bahwa pertahanan udaranya menggagalkan serangan Iran dengan berhasil mencegat rudal-rudal Iran, tanpa ada korban luka maupun tewas yang dilaporkan.
Qatar, yang kerap bertindak sebagai perantara dalam perundingan diplomatik di kawasan, dengan keras mengecam serangan Iran dan menyerukan agar kembali ke meja perundingan.
Pernyataan panjang tersebut diterbitkan beberapa menit setelah serangan dan diduga telah disiapkan sebelumnya.
Di Mana Trump Saat Serangan Balasan Iran?
Skala serangan balasan Iran — khususnya jumlah korban — akan menentukan bagaimana Presiden Donald Trump akan merespons dan apakah AS akan terlibat lebih dalam dalam perang Iran-Israel.
Trump sedang mengadakan pertemuan di Gedung Putih bersama tim keamanan nasionalnya, termasuk Menteri Pertahanan Pete Hegseth dan Ketua Kepala Staf Gabungan Jenderal Dan Caine, ketika serangan Iran berlangsung. Presiden telah memperingatkan bahwa setiap serangan balasan akan dibalas dengan kekuatan yang jauh lebih besar dari apa yang disaksikan” selama serangan militer AS terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu.
“Gedung Putih dan Kementerian Pertahanan mengetahui dan memantau dengan ketat potensi ancaman terhadap Pangkalan Udara Al Udeid di Qatar,” ujar seorang pejabat senior Gedung Putih kepada Axios.
Presiden Iran Masoud Pezeshkian tidak lama sebelum serangan menulis di platform media sosial X, “Kami bukan pihak yang memulai perang dan kami juga tidak menginginkannya; namun kami tidak akan membiarkan agresi terhadap Iran Raya tidak dibalas.”