
PUSATNEWS Teheran, 24 Juni 2025 — Di tengah gempuran rudal dan intensitas konflik yang makin memanas antara Iran, Amerika Serikat, dan Israel, sejumlah tokoh senior di dalam negeri dan pengamat internasional mulai menyerukan pendekatan damai untuk mengakhiri perang yang dikhawatirkan bisa meluas menjadi konflik global.
Menurut laporan terbaru dari kantor berita Fars News, Dewan Keamanan Nasional Iran sedang mempertimbangkan sejumlah opsi diplomatik sebagai “jalan keluar strategis” dari perang, tanpa kehilangan muka di mata dunia maupun dalam negeri. Salah satu opsi yang dinilai paling realistis adalah membuka kembali jalur diplomasi melalui mediasi negara-negara netral seperti Turki, Qatar, dan Indonesia.
Pendekatan Damai dan Bermartabat
Salah satu penasihat senior Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, yakni Ali Akbar Velayati, menyatakan bahwa “perlawanan terhadap agresi tetap menjadi prioritas, namun tidak menutup pintu dialog dengan negara-negara yang bersedia menjadi mediator yang adil dan netral.”
Langkah-langkah yang disebut sebagai cara terbaik bagi Iran untuk mengakhiri perang dengan AS dan Israel antara lain:
- Mendorong Dialog Multilateral: Iran bisa mengajukan pertemuan darurat di bawah naungan PBB dengan mengikutsertakan negara-negara non-blok dan negara-negara Arab, guna membentuk forum penyelesaian damai yang lebih luas.
- Menunjuk Negara Mediator: Pemerintah Iran dikabarkan telah menjalin komunikasi dengan Turki dan Oman untuk menjembatani komunikasi tak langsung dengan AS dan Israel.
- Menawarkan Gencatan Senjata Bersyarat: Iran diperkirakan akan mengusulkan gencatan senjata terbatas dengan syarat penarikan pasukan asing dari wilayah-wilayah strategis di Suriah dan Irak, serta penghentian serangan udara ke wilayahnya.
- Memanfaatkan Diplomasi Ekonomi: Dalam strategi jangka panjang, Iran akan mendorong kerja sama ekonomi dengan sekutu Asia seperti China dan India untuk memperkuat posisi tawar dalam negosiasi.
Respons Internasional
Langkah-langkah ini disambut baik oleh beberapa negara besar. Presiden Turki Recep Tayyip Erdoğan menyatakan kesiapan negaranya menjadi penengah. “Kami percaya, solusi hanya bisa dicapai lewat meja perundingan, bukan medan perang,” katanya di Ankara.
Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri juga menyerukan semua pihak untuk segera menahan diri dan membuka ruang dialog. “Indonesia siap berperan aktif dalam menjaga perdamaian dunia,” kata Menlu Retno Marsudi.
Suara dari Dalam Negeri Iran
Meski sebagian warga mendukung langkah perlawanan, survei internal yang bocor ke media menunjukkan mayoritas warga Iran mendukung jalur diplomatik selama “martabat nasional tetap dijaga.”
Namun tantangan masih besar. Serangan udara Israel dan AS masih berlanjut, dan faksi garis keras di Iran tetap menuntut pembalasan.
Apakah Iran akan memilih jalur damai dengan kepala tegak, atau terus berperang hingga titik darah terakhir? Dunia kini menanti langkah besar dari Teheran.