
PUSATNEWS Tel Aviv, 24 Juni 2025 — Ketegangan antara Iran dan Israel mencapai titik kritis setelah serangan rudal besar-besaran Iran menghantam sejumlah kota utama di Israel, termasuk Tel Aviv, Haifa, dan Ashdod. Dalam kepanikan massal, ribuan warga Israel dilaporkan melarikan diri ke perbatasan Mesir, memicu kontroversi dan kemarahan di dalam negeri.
Serangan yang dilancarkan Iran sebagai balasan atas hancurnya fasilitas nuklirnya di Natanz disebut sebagai salah satu serangan terbesar dalam sejarah konflik kedua negara. Puluhan rudal balistik dan drone kamikaze diluncurkan hampir bersamaan, memaksa sistem pertahanan udara Iron Dome bekerja maksimal sepanjang malam.
Eksodus ke Mesir
Menurut data yang dihimpun dari otoritas perbatasan Rafah, lebih dari 12.000 warga sipil Israel, mayoritas dari wilayah selatan dan tengah, berupaya menyeberang ke Mesir untuk menghindari dampak serangan. Banyak di antara mereka adalah warga sipil, keluarga dengan anak-anak kecil, serta ekspatriat asing.
Langkah ini langsung menuai kritik dari sejumlah kalangan di Israel. Media-media nasional menggambarkannya sebagai “pengkhianatan terhadap semangat perlawanan” dan menuding pemerintah telah gagal memberikan rasa aman kepada rakyatnya.
Kemarahan Publik dan Kritik Politik
Tagar #LariKeMesir menjadi trending topic di media sosial Israel, dengan banyak warga yang mempertanyakan ke mana perginya semangat perjuangan saat negara diserang. “Kami disuruh bertahan, tapi pemimpin diam, rakyat malah lari ke Mesir,” tulis seorang netizen yang videonya viral di X (dulu Twitter).
Beberapa politisi oposisi menyerang kebijakan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu yang dianggap terlalu agresif dalam memprovokasi Iran namun tidak siap menghadapi respons balasan. “Kami dipimpin menuju jurang oleh ego dan ambisi militeristik,” kata Yair Lapid, mantan PM dan pemimpin oposisi.
Respons dari Mesir
Pemerintah Mesir menyatakan menerima para pengungsi atas dasar kemanusiaan, namun juga memperingatkan bahwa “Mesir bukan benteng pelindung bagi konflik yang dipicu oleh kebijakan luar negeri negara lain.” Beberapa media Arab bahkan mengkritik keras eksodus warga Israel, menyebutnya sebagai “cermin lemahnya kekuatan Zionis di bawah tekanan Iran.”
Situasi Masih Mencekam
Sementara itu, sirene peringatan serangan udara masih terus berbunyi di beberapa wilayah Israel. Militer Israel mengklaim telah menembak jatuh lebih dari 70% rudal yang masuk, namun sejumlah bangunan hancur dan korban sipil dilaporkan bertambah.
Iran sendiri menyatakan bahwa ini baru awal dari “operasi pembalasan strategis” atas penghancuran fasilitas nuklir mereka.
Dengan situasi yang semakin tak terkendali, dunia kini menyaksikan eksodus warga, krisis politik internal Israel, dan perang yang belum menunjukkan tanda-tanda akan mereda.