
PUSATNEWS Guam, 22 Juni 2025 — Dunia kembali dibuat tegang setelah Departemen Pertahanan Amerika Serikat mengkonfirmasi pengerahan pesawat pengebom siluman B-2 Spirit ke pangkalan militer Andersen, Guam. Langkah ini terjadi di tengah eskalasi krisis Timur Tengah antara Israel dan Iran, dan memunculkan spekulasi kuat bahwa Washington sedang mempersiapkan serangan langsung terhadap Teheran.
B-2 Spirit, Senjata Strategis Paling Ditakuti
B-2 Spirit dikenal sebagai pesawat pengebom strategis tercanggih milik AS yang mampu membawa bom konvensional maupun nuklir. Dengan kemampuan siluman (stealth) yang nyaris tak terdeteksi radar dan jangkauan terbang interkontinental, kehadirannya di wilayah Pasifik dianggap sebagai peringatan serius.
Menurut pernyataan resmi Komando Indo-Pasifik AS (INDOPACOM), pengerahan ini disebut sebagai bagian dari “misi pelatihan rutin untuk memastikan kesiapan tempur global.”
Namun sejumlah analis militer menilai ini lebih dari sekadar latihan.
“Ketika B-2 dikirim, itu bukan untuk latihan biasa. Ini adalah senjata pemukul pertama jika Washington memutuskan menyerang infrastruktur militer atau nuklir Iran,” ujar Kolonel (purn) James Rolston, pengamat pertahanan dari AS.
Iran Anggap Ini Ancaman Langsung
Pemerintah Iran bereaksi keras terhadap pengerahan tersebut. Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Nasser Kanaani, menyebut langkah AS sebagai “provokasi militer yang membahayakan keamanan kawasan dan dunia”.
Dalam pernyataan terpisah, Komandan Pasukan Dirgantara Garda Revolusi Iran, Jenderal Amir Ali Hajizadeh, mengatakan bahwa sistem pertahanan Iran telah ditingkatkan dan siap menembak jatuh setiap pesawat asing yang masuk wilayah udara mereka, termasuk B-2.
“Kami tidak akan diam jika wilayah udara kami dilanggar. Kami tidak gentar pada kekuatan manapun, termasuk B-2,” tegasnya.
Sinyal Serangan? Atau Tekanan Diplomatik?
Beberapa analis melihat pengerahan B-2 sebagai strategi tekanan maksimal dari AS. Ini bukan hanya untuk Iran, tetapi juga pesan kepada sekutu Iran—Rusia dan China—agar tidak ikut campur lebih jauh.
Dr. Helena Wright, pakar strategi internasional dari London School of Economics (LSE), mengatakan:
“Washington mungkin belum ingin berperang, tapi mengirimkan B-2 ke Guam adalah sinyal paling keras bahwa opsi militer ada di atas meja.”
Sementara itu, Gedung Putih belum mengonfirmasi apakah pengerahan ini terkait langsung dengan konflik Iran-Israel. Namun Presiden AS dikabarkan telah melakukan rapat tertutup dengan Dewan Keamanan Nasional dan pimpinan Pentagon sejak Jumat malam.
Guam: Pusat Strategis Menuju Timur Tengah?
Meski Guam berada jauh dari Iran, posisinya memungkinkan AS melancarkan operasi jarak jauh dengan pengisian bahan bakar di udara. Dengan kehadiran armada B-2, F-22, dan sistem rudal pertahanan THAAD di Guam, wilayah ini telah menjadi pangkalan paling penting AS untuk respons global kilat.
Kesimpulan: Apakah Serangan ke Iran Tinggal Menunggu Waktu?
Dunia kini menahan napas. Dengan B-2 sudah dikerahkan, Iran diambang siaga penuh, dan Israel terus melakukan serangan lanjutan—situasi ini bisa meledak kapan saja. Apakah AS sedang mengulur waktu untuk negosiasi, atau benar-benar bersiap untuk meluncurkan serangan militer terhadap Iran?
Jawabannya mungkin hanya tinggal hitungan hari.