
Jakarta – Di tengah ketegangan yang meningkat antara Israel dan Iran, sebuah video viral dari Lebanon mencuri perhatian dunia. Bukannya panik atau bersembunyi, sekelompok orang justru terlihat berpesta di atap gedung, menyaksikan hujan rudal yang melintasi langit malam.
Seperti yang dibagikan salah satu akun Instagram @crusidee, Selasa (17/6/2025), orang-orang itu berkumpul dengan diiringi melodi dari alat musk tiup saksofon yang menghangatkan malam. Keindahan cahaya itu bukan dari kembang api, melainkan dari rudal-rudal Iran yang tengah menghujani langit Israel pada Jumat, 14 Juni 2025.
Warga yang tengah merayakan pesta di sebuah tempat itu justru menikmati “atraksi” itu sambil mengangkat kamera ke angkasa. Melansir Daily Mail, Selasa, sejumlah orang mengabadikan pemandangan tak biasa itu dengan menggunakan kamera ponselnya masing-masing.
Bukan itu saja, ada juga unggahan yang memperlihatkan momen warga Lebanon tengah merayakan pesta pernikahan saat rudal Iran melintas di atas Israel. Suasana yang seolah kontras dengan ketegangan geopolitik itu justru terasa sinematik, terutama ketika musik pesta terus mengalun di tengah momen peluncuran rudal.
Bukan Bersembunyi tapi Berpesta

Sejumlah orang di sebuah pesta begitu menikmati malam dengan iringan musik yang diputar, meskipun berlatarkan rudal-rudal Iran bertebangan. Beredarnya video tersebut di berbagai media sosial ini pun viral dan mendapat berbagai tanggapan dari warganet.
Tak sedikit yang heran bukannya bersembunyi tapi orang-oraang tersebut tetap beraktivitas seperti biasa dan malah berpesta. Menariknya lagii, banyak yang mengabadikan momen unik sekaligus menegangkan tersebut.
Lebanon sendiri negara yang berbatasan langsung dengan Israel dan memiliki kelompok bersenjata Hizbullah yang pro-Iran. Tak heran banyak warga mereka yang mendukung serangan Iran ke Israel.
Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada Senin, 16 Juni 2025 bahwa Amerika Serikat (AS) dapat menghentikan serangan Israel terhadap Iran dengan “satu panggilan telepon.”
“Jika Presiden AS (Donald) Trump sungguh-sungguh tentang diplomasi dan tertarik untuk menghentikan perang ini, langkah selanjutnya akan menjadi konsekuensinya. Israel harus menghentikan agresinya, dan jika tidak ada penghentian total agresi militer terhadap kami, tanggapan kami akan terus berlanjut,” kata Araghchi di akun X seperti dikutip dari kanal Global Liputan6.com yang melansir dari AFP, Selasa (17/6/2025).
Iran akan Terus Menggempur Israel

Hanya perlu satu panggilan telepon dari Washington untuk membungkam seseorang seperti (Perdana Menteri Israel Benjamin) Netanyahu. Itu dapat membuka jalan bagi kembalinya diplomasi,” tambahnya.
Araghchi mengatakan bahwa pasukan Iran akan “menggempur” Israel sampai serangan terhadap Iran berhenti.
“Angkatan Bersenjata kami yang kuat menjelaskan kepada dunia bahwa para penjahat perang yang bersembunyi di tempat perlindungan di Tel Aviv tidak akan luput dari hukuman atas kejahatan mereka,” katanya.
“Kami akan terus memukuli para pengecut selama diperlukan untuk memastikan bahwa mereka tidak lagi menembaki rakyat kami,” imbuh Araghchi.
Presiden Donald Trump pada Senin malam menyerukan kepada warga sipil Iran untuk segera mengungsi dari Teheran. Tidak lama setelah itu, Gedung Putih mengumumkan bahwa Trump akan meninggalkan KTT G7, yang berlangsung di Alberta, Kanada, lebih awal untuk menangani banyak hal penting.
Donald Trump Peringatkan Iran

Belum jelas apa yang memicu unggahan Trump di Truth Social maupun keputusannya kembali lebih awal dari Kanada. Teheran merupakan kota yang dihuni sekitar 10 juta orang dan sekitar 17 juta jika termasuk kawasan metropolitan. Peringatan evakuasi dari Trump disampaikan sekitar pukul 02.00 waktu setempat.
“Iran seharusnya menandatangani ‘kesepakatan’ yang saya perintahkan untuk mereka tandatangani. Sungguh memalukan dan sia-sia nyawa manusia. Singkatnya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah mengatakannya berulang kali! Semua orang harus segera mengungsi dari Teheran!” tulis Trump.
Militer Israel sendiri mengklaim bahwa mereka telah memiliki kendali penuh atas wilayah udara Teheran. Pada Senin, mereka memberi isyarat bahwa mereka memperluas target serangan, tidak lagi terbatas hanya pada situs militer atau nuklir, melainkan juga menyerang stasiun televisi milik negara Iran.