
PUSATNEWS Teheran, 13 Juni 2025 — Pemerintah Iran mengumumkan bahwa sedikitnya 78 orang tewas akibat serangan udara besar-besaran yang dilancarkan oleh militer Israel ke sejumlah wilayah strategis di Iran, termasuk pangkalan militer dan fasilitas infrastruktur penting. Serangan ini disebut sebagai balasan atas tembakan hampir 100 rudal oleh Iran ke wilayah Israel dalam dua gelombang sebelumnya.
Kementerian Kesehatan Iran menyampaikan bahwa sebagian besar korban adalah personel militer dan teknisi yang berada di lokasi-lokasi strategis yang menjadi target, seperti fasilitas pertahanan udara di Isfahan dan pusat komunikasi militer di sekitar Teheran. Namun, sejumlah warga sipil juga turut menjadi korban akibat kerusakan bangunan dan kebakaran yang meluas.
“Ini adalah tragedi nasional. Serangan Israel secara brutal menargetkan wilayah kami dan mengakibatkan puluhan nyawa tak berdosa melayang,” ujar juru bicara pemerintah Iran, Ali Bahadori Jahromi, dalam konferensi pers pagi ini. Pemerintah juga menyebut bahwa ratusan orang lainnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya dalam kondisi kritis.
Media pemerintah Iran menyebutkan bahwa beberapa rudal Israel menghantam markas Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) di dekat kota Shiraz, serta pangkalan udara militer di provinsi Khuzestan. Ledakan dahsyat dilaporkan terdengar hingga radius puluhan kilometer.
Israel belum memberikan konfirmasi resmi atas serangan ini, namun sumber di Kementerian Pertahanan Israel menyebut bahwa semua tindakan yang dilakukan merupakan bagian dari “upaya mempertahankan diri dan membungkam ancaman strategis dari Iran.”
Sementara itu, gelombang kemarahan meluas di berbagai kota besar di Iran. Ribuan warga turun ke jalan membawa poster anti-Israel dan menyerukan balasan tegas. Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, dalam pidato singkatnya menyatakan bahwa “darah para martir tidak akan sia-sia, dan Iran akan memberikan balasan yang setimpal.”
Masyarakat internasional semakin khawatir bahwa bentrokan ini dapat berubah menjadi perang terbuka skala besar. Sekjen PBB Antonio Guterres menyerukan kedua belah pihak untuk menghentikan eskalasi dan kembali ke meja diplomasi.
Saat ini, situasi di Timur Tengah berada dalam status siaga tinggi, dengan negara-negara tetangga memperketat pengamanan dan menyiapkan langkah darurat untuk menghadapi potensi penyebaran konflik lintas batas.