
PUSATNEWS, Raja Ampat – angin di Raja Ampat berembus lebih ringan. Laut kembali tenang, dan dari jendela rumah panggung di Kampung Gag, seorang ibu tersenyum sambil mengaduk sagu. Sebuah kabar besar datang dari Jakarta: Presiden Republik Indonesia secara resmi memutuskan pencabutan empat izin tambang di wilayah Raja Ampat.
🛑 Keputusan yang Dinanti
Dalam pernyataan resmi yang disiarkan dari Istana Merdeka pagi ini, Presiden menegaskan:
Keputusan ini disambut tepuk tangan oleh para pegiat lingkungan dan warga Papua Barat yang telah lama menolak kegiatan tambang di pulau-pulau kecil seperti Gag, Kawe, dan Manuran.
📣 Reaksi Masyarakat Adat
Di Kampung Kawe, seorang kepala suku, Bapak Makarius, meneteskan air mata saat mendengar kabar itu dari radio desa.
Anak-anak di kampung pun merayakannya dengan tarian tradisional di lapangan rumput yang menghadap laut. Beberapa menggambar ikan dan karang warna-warni di pasir, tanda harapan bahwa laut mereka akan tetap hidup.
🌿 Tekanan dari Banyak Arah
Keputusan ini tak datang begitu saja. Selama berbulan-bulan, desakan datang dari berbagai arah:
- Aktivis lingkungan dan mahasiswa Papua melakukan aksi damai di Sorong dan Manokwari.
- Laporan investigasi mengungkap kerusakan lingkungan dan pelanggaran hukum tambang.
- Gereja, tokoh adat, hingga LSM internasional memberi tekanan diplomatik.
Bupati Raja Ampat, Orideko Burdam, menyebut keputusan ini sebagai “sejarah baru untuk konservasi laut dunia.”
📉 Dampak dan Tantangan Lanjutan
Empat izin yang dicabut ini sebelumnya mencakup hampir 1.000 hektar wilayah, termasuk kawasan hutan lindung dan pesisir penting. Perusahaan terkait diminta menyelesaikan proses pemulihan dan audit lingkungan.
Namun, pemerintah pusat juga mengingatkan: penegakan hukum akan terus berlanjut. Jika ditemukan pelanggaran tambahan, sanksi pidana dan perdata akan diberlakukan.
🌅 Penutup: Babak Baru untuk Raja Ampat
Hari ini, Raja Ampat bukan hanya dikenal karena keindahan lautnya, tapi juga karena berhasil menjaga haknya untuk hidup tanpa tambang.
Di dermaga Arborek, matahari terbenam memantul di permukaan laut. Seorang pemandu wisata berkata dengan nada optimis:
“Sekarang kami bisa cerita ke tamu: ini bukan hanya tempat indah—ini tanah yang berhasil melawan.”