
Jakarta – Duta Besar (Dubes) Jepang untuk Republik Indonesia Masaki Yasushi mendorong lebih banyak pertukaran pelajar antara kedua negara. Dia mengungkapkan sejumlah alasan mengapa pelajar Indonesia patut menjadikan Jepang sebagai tempat menimba ilmu dan begitu juga sebaliknya.
“Biayanya tidak terlalu tinggi. Tentu saja, biaya tetaplah biaya, kami memadukan kebijakan untuk membantu mereka—seperti sistem beasiswa kami dan sebagainya. Tapi, biaya hidup di Jepang lebih murah dibandingkan dengan biaya hidup di Eropa atau Amerika Serikat,” ungkap Dubes Masaki dalam konferensi persnya pada Kamis (5/6/1015).
“Secara budaya, kita juga sangat mirip. Soal makanan misalnya—kita sam
Dubes Masaki menambahkan, “Lalu jaraknya juga tidak terlalu jauh. Ada penerbangan langsung yang hanya memakan waktu tujuh jam. Jadi sebenarnya banyak faktor yang menguntungkan.”
Pertukaran pelajar, sebut Dubes Masaki, adalah bidang yang sangat penting dan potensial karena Indonesia dan Jepang memiliki sejarah panjang dalam persahabatan.
“Pertukaran ini adalah hal yang paling penting untuk memperdalam kerja sama kita, untuk memperluas kerja sama kita,” tutur Dubes Masaki.
Kedutaan Besar Jepang mencatat bahwa pelajar Indonesia di Jepang pada 2024 berjumlah 5,397 orang, sementara pada 2023 dan 2022 masing-masing adalah 4,892 dan 4,709 orang.
“Jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di universitas-universitas Jepang dalam 10 tahun terakhir meningkat 1,8 kali lipat. Namun, saya rasa itu belum cukup. Kita masih punya potensi besar untuk meningkatkannya lagi,” terang Dubes Masaki.
Adapun beasiswa pemerintah Jepang yang cukup dikenal oleh masyarakat Indonesia adalah beasiswa dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Olah Raga, Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Jepang (Monbukagakusho/MEXT). Beasiswa ini meliputi biaya studi dan biaya hidup, tanpa ikatan dinas.
Kedutaan Besar Jepang di Indonesia dan konsulatnya di Surabaya, Medan, Denpasar dan Makassar setiap tahun melaksanakan pendaftaran dan penyeleksian bagi para peminat beasiswa Monbukagakusho.
Bicara soal wisatawan, diakui Dubes Masaki jumlah turis Indonesia ke Jepang sekarang meningkat pesat.
“Sebaliknya, turis Jepang ke Indonesia belum benar-benar pulih setelah COVID-19. Ini juga menjadi masalah lain yang perlu kita selesaikan. Karena Indonesia punya begitu banyak tempat menarik, sangat beragam, dan biasanya turis Jepang tertarik akan hal itu. Sejak dulu, mereka lebih suka hanya datang ke Bali. Namun, bahkan ke Bali pun, jumlah turis Jepang belum pulih. Jadi, saya rasa kita butuh usaha lebih,” imbuhnya.