
Jakarta – Di tengah lautan yang tampak tenang, kerap muncul pola gelombang unik berbentuk kotak atau seperti papan catur. Fenomena ini dikenal sebagai cross sea atau gelombang silang.
Meski tampak menakjubkan, pola ini terbentuk ketika dua sistem gelombang laut dari arah berbeda bertemu dan saling bersilangan membentuk sudut hampir tegak lurus. Dikutip dari laman Science Alert pada Jumat (30/05/2025), hal ini terjadi saat angin dari sistem cuaca lama belum sepenuhnya mereda.
Sementara itu, angin dari sistem cuaca baru mulai terbentuk dan mendorong gelombang dari arah berbeda. Interaksi kedua gelombang ini membentuk pola kotak atau jaring di permukaan laut yang terlihat sangat mencolok dari udara.
Meski indah dipandang, cross sea menyimpan potensi bahaya yang serius bagi kapal, perenang, bahkan peselancar. fenomena tersebut hanya muncul ketika dua sistem gelombang laut (swell) yang berasal dari dua arah berbeda bertemu secara bersamaan di satu wilayah perairan.
Fenomena ini biasanya disebabkan oleh beberapa hal, seperti satu badai atau sistem angin jauh yang menghasilkan swell pertama. Kemudian, badai atau angin lainnya dari arah yang berbeda menghasilkan swell kedua.
Menariknya, kedua gelombang ini tidak langsung melemah atau terinterferensi oleh topografi dasar laut atau oleh arus, sehingga bisa bertemu dan saling silang. Tidak semua wilayah laut memungkinkan terbentuknya cross sea.
Daerah dengan bentuk dasar laut atau garis pantai yang memecah gelombang bisa menghambat fenomena ini. Karena itu, cross sea biasanya hanya terjadi di wilayah laut terbuka atau lepas pantai, yang tidak memiliki banyak gangguan fisik.
Kecelakaan Kapal
Berdasarkan sebuah studi pada 2004, keberadaan gelombang persegi menandakan bahwa persentase kecelakaan kapal yang melintasi area tersebut meningkat signifikan, terutama pada kapal kecil dan menengah. Menurut Badan Antariksa Eropa (ESA) pada 2010, gelombang persegi ini berbahaya karena bisa membentuk gelombang setinggi 10 kaki atau sekitar tiga meter lebih.
Tak hanya menciptakan gelombang tinggi, cross sea juga bisa menghasilkan arus laut yang kuat dan tak terduga, serta pola angin unik yang mengganggu navigasi. Para pelaut bisa kehilangan kendali atas kapal mereka, sedangkan perenang atau peselancar bisa terseret arus silang yang membuat mereka sulit kembali ke pantai.
Fenomena ini juga kerap tidak terdeteksi dari darat, karena dari garis pantai, laut tampak tenang dan tidak menunjukkan tanda-tanda bahaya. Namun dari udara, pola gelombang silang ini terlihat jelas dan menyerupai papan catur raksasa.
Karena itu, beberapa lokasi wisata pesisir di Eropa bahkan memasang peringatan khusus mengenai bahaya cross sea saat musim tertentu. Setiap kali gelombang ini terlihat, otoritas setempat biasanya akan mengeluarkan larangan sementara bagi kapal untuk melintas di area tersebut demi mencegah kecelakaan.