
Jakarta – Bintang adalah benda langit yang memancarkan cahaya dan panas dari reaksi fusi nuklir yang terjadi di intinya. Benda langit ini serupa bola gas bercahaya raksasa yang disatukan oleh gravitasinya sendiri dan terutama terdiri dari hidrogen dan helium.
Di antara miliaran bintang yang berkilauan, terdapat bintang-bintang paling terang yang disebut sebagai bintang utara. Ada beberapa faktor yang menyebabkan kecerahan bintang yang tampak dari Bumi, seperti jarak relatif bintang, suhu bintang, hingga usia bintang itu sendiri.
Dari sekian banyaknya bintang di angkasa, Vega dinobatkan sebagai alah satu bintang yang memiliki cahaya paling terang. Bintang yang berada di konstelasi Lyra ini telah menjadi objek pengamatan penting dalam astronomi selama berabad-abad.
Melansir laman Space pada Rabu (28/05/2025), berikut beberapa fakta menarik mengenai bintang Vega.
1. Bilang Tercerah Kelima
Vega merupakan bintang paling terang di rasi Lyra dan menjadi bintang tercerah kelima di seluruh langit malam. Bintang ini terletak cukup dekat dengan bumi, yaitu sekitar 25 tahun cahaya.
Jarak yang dekat membuat cahaya bintang ini tampak lebih terang jika dibandingkan dengan bintang lain di sekitarnya. Bersama Altair dan Deneb, Vega membentuk formasi segitiga terkenal bernama Summer triangle.
Segitiga ini menjadi panduan visual penting bagi para pengamat langit saat musim panas di belahan bumi utara. Dengan cahaya biru-putihnya yang mencolok, Vega mudah dikenali oleh siapa saja yang melihat ke atas.
2. Berotasi Sangat Cepat
Bintang Vega memiliki kecepatan rotasi yang luar biasa, yaitu sekitar satu kali setiap 12 jam. Rotasi bintang ini jauh lebih cepat dibandingkan dengan matahari, yang memerlukan lebih dari 20 hari untuk satu putaran.
Karena kecepatannya tersebut, Vega mengalami perataan di kutub dan pembesaran di bagian ekuator. Akibat bentuknya yang tidak bulat sempurna, suhu permukaan vega juga tidak merata.
Bagian kutubnya lebih panas daripada daerah ekuator. Fenomena ini menunjukkan betapa dinamisnya bintang-bintang, dan Vega menjadi salah satu contoh terbaik untuk mempelajari efek rotasi ekstrem terhadap bentuk dan suhu bintang.
Acuan Kecerahan Bintang
3. Acuan Kecerahan Bintang
Sejak abad ke-19, Vega digunakan sebagai acuan dalam sistem magnitudo visual, yaitu skala pengukuran kecerahan bintang. Dalam sistem ini, magnitudo visual Vega ditetapkan sebagai nol, menjadikannya standar kalibrasi untuk mengukur kecerahan bintang-bintang lainnya.
Penggunaan Vega sebagai standar terjadi karena sifat cahayanya yang stabil dan mudah diamati. Sampai sekarang, banyak instrumen astronomi masih menggunakan Vega sebagai referensi.
Setiap kali kita membicarakan seberapa terang sebuah bintang, secara tidak langsung kita sedang membandingkannya dengan Vega.
4. Bintang Kutub
Sekitar 12.000 tahun lalu, Vega pernah menjadi bintang kutub utara karena presesi sumbu bumi. Saat itu, Vega menjadi titik acuan arah utara bagi masyarakat kuno, jauh sebelum Polaris mengambil alih peran tersebut seperti sekarang.
Presesi adalah pergeseran arah sumbu rotasi bumi yang terjadi perlahan dalam siklus sekitar 26.000 tahun. Karena proses ini, Vega diperkirakan akan kembali menjadi bintang kutub dalam 13.000 tahun ke depan.
Dalam waktu yang sangat lama, langit utara akan kembali dipimpin oleh cahaya Vega.
5. Diduga Memiliki Sabuk Debu
Teleskop inframerah mendeteksi adanya sabuk debu dingin yang mengelilingi Vega. Sabuk Vega diduga mirip sabuk asteroid atau Kuiper Belt di tata surya.
Penemuan ini memunculkan dugaan bahwa Vega mungkin memiliki sisa-sisa pembentukan planet atau bahkan sistem planet yang masih tersembunyi. Debu ini memberi petunjuk penting tentang evolusi sistem bintang muda dan bagaimana planet-planet mungkin terbentuk.
Para ilmuwan terus mempelajari lingkungan Vega untuk memahami lebih jauh potensi keberadaan planet di sana.