

PUSATBERITA , Saat mencari aki baru untuk kendaraan, sering kali kita tergoda oleh harganya yang murah. Apalagi kalau penjual bilang aki tersebut masih bagus atau seperti baru. Tapi hati-hati, sebab bisa jadi aki itu adalah aki rekondisi, yaitu aki bekas yang sudah tidak layak pakai namun dipoles dan dijual kembali seolah-olah baru.
Bukan hanya bikin rugi, aki rekondisi juga bisa menyebabkan masalah kelistrikan pada mobil atau motor, bahkan mogok mendadak di jalan. Karena itu, penting untuk mengenali ciri-cirinya agar kamu bisa lebih waspada saat membeli. Berikut ini adalah tanda-tanda umum aki rekondisi yang sering luput dari perhatian konsumen seperti dikutip dari Auto2000.
1. Harga terlalu murah dan tidak masuk akal
Ciri paling mencolok dari aki rekondisi adalah harganya yang jauh lebih murah dibanding harga pasaran. Misalnya, jika aki baru jenis tertentu biasanya dijual seharga Rp700.000, lalu kamu menemukan yang baru hanya Rp300.000, patut dicurigai. Bisa jadi itu adalah aki bekas yang sudah dipoles, diisi ulang air aki, atau hanya dicat ulang agar terlihat mulus.
Penjual aki rekondisi kadang menyamarkan produknya dengan istilah “aki stok lama,” “aki baru cabutan,” atau “aki grade B”. Meskipun tidak semua aki murah berarti rekondisi, perbedaan harga yang terlalu besar sebaiknya membuatmu waspada. Pastikan membeli di toko terpercaya atau dealer resmi agar terjamin kualitasnya.
2. Tampilan fisik mulus tapi aneh atau tidak segel pabrikan
Aki rekondisi sering kali terlihat terlalu mulus namun janggal. Permukaan casing aki bisa terlihat seperti baru karena sudah dicat ulang atau dibersihkan secara berlebihan. Namun, jika diperhatikan lebih dekat, kamu bisa menemukan beberapa tanda mencurigakan.
Misalnya, segel pabrik sudah terbuka atau diganti dengan yang baru, stiker merek dan tanggal produksi terlihat baru tapi tidak rapi, serta tutup air aki menunjukkan bekas dibuka-pasang. Selain itu, biasanya terdapat bekas goresan atau tanda pembongkaran di bagian terminal.
Aki asli dari pabrikan umumnya memiliki segel khusus dan label yang presisi. Jika kamu menemukan aki yang terlihat “baru” namun labelnya agak miring atau tinta cetaknya buram, itu bisa menjadi indikasi bahwa aki tersebut pernah dibongkar dan dipoles ulang.
3. Tegangan dan performa tidak stabil
Aki rekondisi mungkin masih bisa menyalakan kendaraan saat pertama kali dipasang, tetapi daya tahannya sangat singkat. Umumnya hanya kuat beberapa hari hingga minggu, lalu mulai menunjukkan gejala lemah.
Gejala ini bisa berupa mesin yang sulit dinyalakan terutama saat pagi hari, lampu yang redup, dan klakson yang terdengar lebih pelan dari biasanya. Bahkan, meskipun aki tersebut baru saja dicas, tegangan yang ditunjukkan bisa cepat turun karena sel-sel di dalamnya sudah tidak optimal.
Jika kamu punya alat pengukur voltase seperti multimeter, cobalah ukur tegangan aki dalam kondisi mesin mati. Aki sehat biasanya menunjukkan tegangan antara 12,6 hingga 12,8 volt. Aki rekondisi kadang bisa menunjukkan angka tinggi sesaat setelah dicas, tapi akan cepat menurun dalam waktu singkat karena kualitas sel yang sudah rusak.
So, untuk menghindari kerugian, selalu beli aki dari toko resmi atau bengkel terpercaya. Jangan mudah tergiur dengan harga miring yang tidak masuk akal tanpa jaminan kualitas. Lebih baik membayar sedikit lebih mahal untuk aki baru yang tahan lama daripada harus ganti aki dua kali karena tertipu dengan produk rekondisi.