

PUSATBERITA , Naik motor gede atau moge pasti menyenangkan. Suaranya yang menggelegar dan bodi yang besar pasti akan membuat kita jadi pusat perhatian di jalanan. Apalagi kalau jalannya ramean lias konvoi, pasti lebih menarik perhatian banyak orang.
Tapi, tahu gak sih kalau naik moge itu gak selamanya menyenangkan. Mungkin memang terlihat lebih keren, tapi ada banyak hal yang harus dikompensasikan ketika kamu naik moge. Nah, berikut beberapa derita para pengendara moge yang jarang diungkapkan.
1. Hawa panas mesin menjalar ke kaki
Mesin moge memiliki kapasitas besar, mulai dari 600cc hingga di atas 1000cc. Semakin besar kapasitas mesin, semakin banyak panas yang dihasilkan. Saat berkendara di tengah kota atau terjebak macet, suhu panas dari mesin bisa langsung menyambar kaki pengendara, terutama bagian betis dan paha.
Efeknya seperti berdiri di dekat knalpot oven: menyengat dan membuat kulit terasa terbakar. Kondisi ini bisa sangat menyiksa, terutama jika hanya mengenakan celana tipis atau riding gear yang tidak tahan panas.
2. Berkendara di kemacetan jadi mimpi buruk
Moge sejatinya dirancang untuk melaju di jalan terbuka, bukan merayap pelan di tengah kemacetan kota. Ketika terjebak dalam lalu lintas padat, panas mesin terus mengumpul dan sulit dibuang karena minim sirkulasi udara.
Pendinginan mesin, baik itu air-cooled maupun liquid-cooled, jadi tidak optimal saat motor hanya bergerak lambat. Akibatnya, pengendara harus menahan rasa panas dan pengap luar biasa, ditambah beban berat motor yang menyulitkan manuver cepat.
3. Bobot motor menguras tenaga dan bikin pegal
Satu hal yang tak bisa dihindari saat naik moge adalah beratnya. Moge bisa berbobot dua kali lipat atau lebih dibanding motor biasa. Saat harus stop-and-go atau berhenti di lampu merah, otot kaki dan tangan bekerja ekstra keras untuk menjaga keseimbangan.
Jika tidak terbiasa, mudah sekali merasa lelah, bahkan bisa berisiko kehilangan kendali saat jalan menanjak atau menurun. Rasa pegal dan kaku setelah perjalanan jauh pun jadi makanan sehari-hari.
4. Pajaknya tinggi
Selain menuntut fisik, moge juga menguras isi dompet, terutama dari segi pajak tahunan. Di Indonesia, kendaraan bermotor dengan kapasitas mesin di atas 500cc tergolong dalam kategori pajak kendaraan bermotor (PKB) yang lebih tinggi.
Untuk mesin 500cc ke atas, tarif pajaknya berkisar antara Rp1,5 juta hingga Rp5 juta per tahun, tergantung jenis dan tahun kendaraan, serta wilayah domisili kendaraan tersebut. Nilai ini bisa lebih besar jika kendaraan tergolong langka atau mewah, atau jika terkena pajak progresif karena pemilik sudah memiliki kendaraan lain atas nama yang sama.
Beberapa daerah juga menerapkan pajak tambahan seperti Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor (BBN-KB) untuk kendaraan impor, yang nilainya bisa mencapai 10 persen dari harga kendaraan. Akibatnya, memiliki moge bukan hanya soal bisa beli motornya, tapi juga harus siap dengan biaya tahunan yang tidak sedikit, bahkan meskipun motor hanya digunakan sesekali.
Pajak ini sering kali jadi keluhan tersendiri bagi pemilik moge yang merasa kurang mendapat manfaat dari biaya sebesar itu, apalagi jika infrastruktur dan layanan jalan belum sepenuhnya mendukung kendaraan besar.