
Jakarta – Para ilmuwan mengungkap fenomena luar biasa yang terjadi di Antartika Barat, yakni ice piracy atau pembajakan es. Istilah ini merujuk pada fenomena ketika sebuah gletser yang bergerak lebih cepat “menyedot” atau mencuri es dari gletser tetangganya yang lebih lambat.
Fenomena ini mengubah arah aliran es secara signifikan. Ice piracy juga mengungkap dinamika baru yang sebelumnya belum sepenuhnya dipahami dalam sistem lapisan es Antartika.
Melansir laman European Space Agency (ESA) pada Senin (12/05/2025), penemuan tersebut dipublikasikan dalam jurnal The Cryosphere dan didasarkan pada data satelit Copernicus Sentinel-1 serta CryoSat. Penelitian ini menandai perubahan besar dalam cara ilmuwan memahami aliran es dan potensi dampaknya terhadap kenaikan permukaan laut global.
Penelitian ini memanfaatkan data pengamatan selama 17 tahun yang mengungkap redistribusi massa es yang cepat di kawasan tersebut. Fenomena ini pertama kali terdeteksi di Gletser Kohler Timur dan Gletser Kohler Barat, dua bagian dari sistem gletser yang lebih luas di Antartika Barat.
Selama periode studi, Kohler Timur menunjukkan percepatan yang signifikan dalam pergerakan esnya, sementara Kohler Barat mengalami perlambatan. Kohler Timur, yang mengalami penipisan lapisan es lebih cepat, menarik aliran es dari Kohler Barat, sebuah mekanisme yang disebut para ilmuwan sebagai pembajakan es (ice piracy).
Menariknya, kecepatan terjadinya pengalihan aliran es yang sebelumnya diperkirakan memerlukan waktu berabad-abad ternyata terjadi hanya dalam waktu kurang dari dua dekade. Berkat data radar dari satelit Sentinel-1 yang mampu menembus awan dan kegelapan kutub, serta altimeter CryoSat yang mengukur perubahan ketebalan es, para ilmuwan dapat memantau dinamika ini secara rinci dan berkelanjutan.
Gletser Kohler Timur, bersama dengan Gletser Pope dan Smith, mengalir menuju Lapisan Es Dotson dan Crosson yang mengapung di atas Laut Amundsen. Ketika gletser-gletser ini semakin cepat mengalir dan mencair ke laut, volume air yang ditambahkan ke laut secara langsung mendorong kenaikan muka air laut.
Wilayah Laut Amundsen sendiri telah lama dianggap sebagai salah satu area yang paling rentan terhadap keruntuhan lapisan es di Antartika akibat pemanasan laut dan atmosfer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalihan aliran es merupakan proses baru yang penting dalam dinamika lapisan es kontemporer.
Gletser Berubah
Fenomena ini memberi pemahaman penting tentang bagaimana gletser dapat berubah secara struktural. Penipisan signifikan dan penyusutan garis dasar di wilayah ini menjadi perhatian utama.
Garis dasar adalah batas di mana gletser mulai mengapung di atas laut. Ketika batas ini mundur ke arah daratan, stabilitas gletser menjadi terganggu, menyebabkan aliran es yang lebih cepat ke laut.
Hal ini adalah salah satu mekanisme utama yang dapat mempercepat hilangnya massa es Antartika dan mempercepat kenaikan muka laut global. Penemuan ini memperkuat pentingnya teknologi satelit dalam studi perubahan iklim, khususnya dalam memantau wilayah terpencil seperti Antartika.
Copernicus Sentinel-1, dengan kemampuan pengamatan sepanjang waktu dan sepanjang tahun, memungkinkan pengukuran pergerakan permukaan es dengan presisi tinggi. CryoSat, di sisi lain, memberikan data tentang perubahan volume dan ketebalan lapisan es, yang keduanya sangat penting untuk memahami keseimbangan massa es.
Dengan data yang lebih rinci dan cakupan waktu yang lebih panjang, para ilmuwan kini dapat menyusun model prediksi yang lebih akurat mengenai masa depan lapisan es Antartika dan dampaknya terhadap manusia di seluruh dunia, terutama mereka yang tinggal di wilayah pesisir.