
PUSATNEWS Delhi/Islamabad, 11 Mei 2025 — India dan Pakistan telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata penuh dan segera setelah beberapa hari eskalasi militer yang intens di wilayah perbatasan, khususnya di sekitar wilayah sengketa Kashmir. Kesepakatan ini diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, yang menyoroti upaya mediasi Amerika dalam meredakan ketegangan antara kedua negara.
Kesepakatan ini muncul setelah serangkaian serangan militer yang saling membalas, termasuk serangan rudal dan drone yang menargetkan instalasi militer dan wilayah sipil di kedua sisi perbatasan. India melancarkan serangan udara yang disebut “Operation Sindoor” terhadap infrastruktur militan di wilayah Pakistan, sementara Pakistan melakukan serangan balasan dengan operasi “Bunyan ul Marsoos”.
Meskipun kesepakatan gencatan senjata telah dicapai, India menuduh Pakistan melakukan pelanggaran terhadap perjanjian tersebut hanya beberapa jam setelah diumumkan, dengan melaporkan adanya baku tembak lintas perbatasan dan ledakan di wilayah Kashmir yang dikuasai India. Pakistan membantah tuduhan tersebut dan menegaskan komitmennya terhadap perdamaian.
Komunitas internasional menyambut baik langkah ini. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, menyebut kesepakatan ini sebagai “langkah positif” dan berharap dapat membuka jalan bagi dialog lebih lanjut antara kedua negara.
Sebagai bagian dari kesepakatan, kedua negara sepakat untuk menghentikan semua tindakan militer melalui darat, udara, dan laut. Pejabat militer dari kedua belah pihak dijadwalkan untuk melanjutkan pembicaraan pada 12 Mei guna memastikan keberlanjutan perdamaian.
Namun, beberapa isu masih menjadi titik ketegangan. India tetap menangguhkan Perjanjian Air Indus, yang sebelumnya memungkinkan pembagian sumber daya air antara kedua negara. Pakistan telah memperingatkan bahwa gangguan terhadap aliran air dapat dianggap sebagai tindakan agresi.
Meskipun situasi masih rapuh, langkah menuju gencatan senjata ini memberikan harapan baru bagi stabilitas di kawasan Asia Selatan. Dunia berharap kedua negara dapat melanjutkan dialog konstruktif untuk menyelesaikan perbedaan mereka secara damai.